Suka Duka Relawan Covid-19, Ika Dewi Maharan: Dari Perawat Ika Beralih jadi Sopir Ambulans
Seorang perawat yang mendaftarkan diri sebagai relawan di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Editor: Hendra Gunawan
"Menjadi sopir ambulans tidak asal bisa menyetir, tetapi juga perlu keahlian medis menangani pasien yang dibawa, karena medan di jalan menuju rumah sakit tidak gampang, dan harus bisa dibawa dalam keadaan baik," imbuh Ika.
Mengemban tugas untuk mengantarkan pasien dalam pengawasan (PDP) atau pun pasien positif Covid-19 membuat Ika berisiko besar terinfeksi virus corona.
Dalam menjalankan tugasnya itu, dia mengatakan "safety" merupakan kunci utama yaitu menggunakan alat perlindungan diri (APD) selama bertugas. "Saya selalu pakai APD (Alat Pelindung Diri), makan yang cukup, vitamin, dan istirahat," kata Ika.
Sebagai manusia biasa, Ika mengaku tetap takut saat menjalankan tugas meski sudah memakai APD. Namun semangat kemanusiaan yang dia rasakan jauh lebih tinggi.
"Rasa takut ada pasti, cuma harus kita lihat lagi, ini adalah tugas bagi kita sebagai relawan medis, kita harus menangani pasien dari awal sampai akhir," ujar dia.
Untuk menjaga imunitas tubuh Ika menyempatkan diri makan teratur dan istirahat cukup jika sedang tak bertugas. Sementara dalam sehari dia bisa bertugas dalam waktu 12 jam.
"Yang penting makan harus sehari tiga kali, multivitamin, dan susu," kata dia.
Ika berharap kerja kerasnya bisa membuat pandemi corona segera berakhir. Dia pun mengajak masyarakat untuk tetap di rumah dan menjaga jarak supaya tidak tertular corona.
"Dengan kita mengabdikan diri sebagai relawan kita harap penanganan semakin cepat, jadi bencana ini cepat berakhir," ujar Ika.(tribun network/fah/dod)