Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arist Merdeka Sirait Minta Pemerintah Buka Data Korban Covid-19 dari Kalangan Anak, Ini Alasannya

Arist Merdeka Sirait meminta pemerintah utamanya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk membuka data korban Covid-19 dari kalangan anak.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Arist Merdeka Sirait Minta Pemerintah Buka Data Korban Covid-19 dari Kalangan Anak, Ini Alasannya
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Arist Merdeka Sirait Minta Pemerintah Buka Data Korban Covid-19 dari Kalangan Anak, Ini Alasannya 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait meminta pemerintah utamanya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk membuka data korban Covid-19 dari kalangan anak.

Ia menilai data-data tersebut penting untuk menentukan arah kebijakan pemerintah dalam upaya mengatasi penyebaran Covid-19 yang berorientasi pada keberlanjutan dan sensitif pada hak anak.

"Minimnya data yang terkonfirmasi ini membuktikan bahwa terabaikannya hak dasar anak termasuk hak anak untuk mendapat makanan dan kesehatan sebagai negara dalam bencana nasional," ucap Arist dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews, Sabtu (18/04/2020).

Oleh sebab itu, Arist mengharapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adanya keterbukaan data setiap melaporkan perkembangan penyebaran wabah corona.

Baca: UPDATE Data Corona Indonesia 17 April 2020, Jumlah PDP 12.610, ODP 173.732, Total Positif 5.923

Arist Merdeka Sirait mendatangi Polda Bali, Kamis (14/2/2019)
Arist Merdeka Sirait saat mendatangi Polda Bali pada Kamis (14/2/2019) (Tribun Bali/Busrah Ardans)

Utamanya untuk memberikan data terkonfirmasi berapa jumlah anak yang terpapar virus corona atau meninggal dunia maupun sembuh berdasarkan klasifikasi usia.

Arist juga mengaku telah meminta dan menugaskan semua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) se-Nusantara untuk memulai mendata di masing-masing daerah pelayanannya.

Termasuk berusaha mendapat data-data akurat dan terkonfirmasi berapa jumlah anak yang terpapar wabah Covid-19, baik meninggal dan sembuh.

Berita Rekomendasi

"Sebab sudah banyak anak yang dilaporkan dalam posisi terinfeksi virus corona di berbagai daerah seperti di Kutai Timur, di Kabupaten Samosir dan di Manado."

"Ayo kita selamatkan anak Indonesia dari serangan wabah Covid-19. Anak Indonesian tangguh dan merdeka," ajak Arist.

Baca: Ini Cara Membuat Anak Mau dan Tidak Bosan Belajar di Rumah selama Penyebaran COVID-19

PSBB ancam hak anak?

Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020.  (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Arist juga membeberkan pandangannya perihal kebijakan Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Menurutnya, kebijakan PSBB tidak berperspektif dan sensitif terhadap hak anak.

Ia menejaskan kebijakan PSBB tidak selaras dengan ketentuan Konvensi Internasional PBB tentang Hak Anak tahun 1989 maupun UU RI No.35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Menurut pria berkacamata ini sesungguhnya setiap negara yang menyatakan bencana alam dan non alam sebagai bencana nasional adan kewajiban suatu negara untuk menetapkan sebuah kebijakan sistem layanan kedaruratan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas