Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mahasiswi UI Jadi Relawan Penanganan Covid, 'Terbebani Lihat Kebutuhan Tenaga Medis'

Mahasiswi UI Jadi Relawan Penanganan Covid, 'Terbebani Lihat Kebutuhan Tenaga Medis'

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Mahasiswi UI Jadi Relawan Penanganan Covid, 'Terbebani Lihat Kebutuhan Tenaga Medis'
istimewa
Sri Agustine dan Sofina Izzah menjadi relawan medis penanganan virus corona atau Covid-19 di RSUI. 

Mahasiswi lainnya yakni Sofina Izzah. Ia menuturkan hal senada dengan Sri berkaitan dengan alasan menjadi relawan medis penanganan virus Covid-19.

Sofina sudah bertugas sebagai relawan perawat di RSUI sejak 1 April 2020. Ia menganggap menjadi perawat dalam masa pandemi ini adalah sebuah tindakan kepahlawanan bagi bangsa.

Sofina juga ditempatkan di ICU RSUI yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19. Sofina mengungkapkan, tidak ada kekhawatiran dalam menangani pasien COVID-19.

Ia dan relawan medis lainnya telah diperlengkapi Alat Pelindung Diri (APD).

Setiap harinya selama 6 hari kerja, Sofina memperoleh shift kerja sebanyak delapan jam.

"Dengan pembagian, sebanyak empat jam pertama saya bertugas di ruangan isolasi merawat pasien dengan APD lengkap, lalu setelah itu saya melepas APD, mandi, makan lalu melanjutkan sisa waktu yang ada untuk membantu tindakan yg bersifat administratif seperti laporan pasien bersama para perawat RSUI," ungkap Sofina dalam keterangannya, Sabtu (18/4/2020).

Berkenaan dengan cara membagi waktu dengan perkuliahannya, Sofina menuturkan sejauh ini tidak mengalami kesulitan.

Berita Rekomendasi

Ketika PJJ berlaku di UI, dirinya menjalani dua mata kuliah saja ditambah tugas akhir.

Kampus juga memberikan kemudahan bagi mahasiswa profesi yang menjadi relawan.

"Dengan menghitung kegiatan relawan sebagai satuan kredit semester (SKS) dan akan disetarakan SKS-nya. Kalaupun ada tugas, tidak memberatkan, sebab para dosen sangat menghargai kami yang sudah mau menjadi relawan," jelas Sofina.

Sofina mengajak masyarakat bahu-membahu untuk menanggulangi pandemi ini. Pertama dengan cara tetap di rumah saja jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

Kedua, ia meminta agar masyarakat memberikan aura positif bagi tenaga kesehatan maupun relawan non tenaga kesehatan.

"Semoga tidak ada lagi stigma negatif yang tercipta bagi pejuang medis," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas