Larangan Mudik Dilakukan Untuk Waspadai Penularan Corona Dari Orang Tanpa Gejala
Agus mengungkapkan ada kekhawatiran penularan virus corona kepada warga di desa melalui Orang Tanpa Gejala (OTG).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengungkapkan alasan pemerintah melarang masyarakat untuk mudik.
Agus mengungkapkan ada kekhawatiran penularan virus corona kepada warga di desa melalui Orang Tanpa Gejala (OTG).
Dirinya menyebut sekitar 43 persen dari pasien positif corona merupakan OTG.
"Penderita positif itu adalah 43 persennya adalah OTG. Jadi mereka positif Covid-19 tapi sehat-sehat saja, tidak ada tanda-tandanya dan itu bahaya menularkan, dan kita khawatirkan," ucap Agus dalam diskusi Ring 1 Survei Kedai Kopi melalui Webinar, Rabu (22/4/2020).
Baca: IPW Sebut Menkumham Harus Minta Maaf Terkait Napi yang Kembali Berulah Setelah Ikut Asimilasi
Agus mengungkapkan banyak kasus penularan terjadi ketika orang dari DKI Jakarta mudik ke kampung halaman.
Dirinya menyebut Jakarta telah menjadi episentrum penularan Covid-19.
Dirinya menyontohkan kasus penularan corona oleh OTG yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Selain itu, ada kasus orang yang berasal dari Malaysia pun positif terinfeksi Covid-19 setelah melakukan kunjungan dari Jakarta.
Baca: BREAKING NEWS: Pemberlakuan PSBB di Jakarta Diperpanjang
"Jadi itu menyimpulkan bahwa banyak orang pindah dari Jakarta yang kita sebut sebagai episentrumnya itu kalau dia pulang ke daerah dikhawatirkan nanti akan menyebabkan menularkan ke orang tuanya atau ke saudara-saudaranya lebih tua," kata Agus.
Alasan-alasan tersebut yang menjadi dasar pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan larangan mudik selama pandemi ini.
"Itu salah satunya sehingga itu, saya kira sangat efisien untuk nahan orang-orang tersebut itu supaya tidak mudik," pungkas Agus.
Baca: UPDATE Corona di Bali, Rabu 22 April 2020: 152 Positif, 47 Sembuh, 4 Meninggal Dunia
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan larangan kepada masyarakat untuk mudik pada hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah. Hal itu disampaikan Presiden dalam rapat terbatas antisipasi mudik 2020, Selasa, (21/4/2020).
"Pada hari ini saya ingin menyampaikan, mudik semuanya akan kita larang," kata Presiden.
Larangan tersebut dilakukan karena masih tingginya angka masyarakat yang mudik di tengah Pandemi Corona.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih ada 24 persen masyarakat yang mudik, meski sudah ada himbauan untuk tidak melakukannya.
Angka kasus corona di Indonesia
Angka kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan hingga Rabu (22/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan sebanyak 283 pasien.
Sehingga total kasus positif corona meningkat menjadi 7.418 orang.
Baca: 2 Pasien Sembuh, Hingga Saat Ini RSPI Sulianti Saroso Sembuhkan 97 Pasien
"Untuk konfirmasi positif total 7.418 orang," ujar Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (22/4/2020).
Selanjutnya terdapat tambahan pasien sembuh sebanyak 71 orang.
Baca: Bukan karena Kelaparan Tak Makan 2 Hari, Yuli Diduga Meninggal akibat Serangan Jantung
Dengan begitu angka pasien corona yang sembuh totalnya 913 orang.
Sementara untuk kasus meninggal naik menjadi 635 orang setelah adanya tambahan 18 orang dalam 24 jam terakhir.
10 Cara Pencegahan Virus Corona
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem kekebalan tubuh meningkat.
2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol.
Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan satu tindakan yang mudah dan murah.
Sekira 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan.
Oleh sebeb itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
Baca: Virus Corona di Semarang Terus Meningkat, Ganjar Pranowo Beri Warning: Kita Siapkan Skenarionya
3. Saat batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
4. Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga waja).
Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi dengan virus.
Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
Baca: FAKTA Sebut PSBB Jakarta Tak Berjalan Baik: dari Kerumunan, Penumpukan Penumpang hingga Soal Bantuan
6. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau berada di tempat umum.
7. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
8. Mununda perjalanan ke daerah atau negara dimana virus ini ditemukan.
9. Hindari pebergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat.
Terutama jika anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas.
Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit.
Atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama.
Kemudian ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.
Baca: Update Corona Global, 19 April 2020: 2,3 Juta Orang Terinfeksi, Tambahan Kasus Tertinggi di Meksiko
10. Selalu pantau perkembangan penyakit Covid-19 dari sumber resmi dan akurat.
Ikuti arahan dan informasi dari petugas Kesehatan dan Dinas kesehatan setempat.
Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi diri dari penularan dan penyebaran Covid-19.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/Facundo Chrysnha Pradipha)