Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perlu Kedisiplinan dalam PSBB untuk Memutuskan Rantai Penularan Covid-19

Jika tidak disiplin maka penularan semakin meluas, memperpanjang masa penderitaan dan mengakibatkan makin banyak korban dan berimbas pada ekonomi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Perlu Kedisiplinan dalam PSBB untuk Memutuskan Rantai Penularan Covid-19
Istimewa
Guru Besar di Efhre International University Barcelona Spanyol, Deby Vinski dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sepakat pentingnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk cegah penyebaran covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Guru Besar di Efhre International University Barcelona Spanyol, Deby Vinski dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sepakat pentingnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk cegah penyebaran covid-19. 

Namun, agar bisa optimal harus dilakukan secara disiplin agar cepat memutus mata rantai penularan.

Jika tidak disiplin maka penularan semakin meluas, memperpanjang masa penderitaan dan mengakibatkan semakin banyak korban serta dampak ekonomi makin berat .

Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM)  ini mengatakan, tidak ada salahnya Indonesia belajar dari pengalaman negara lain dan rahasia sukses mengatasi pendemi ini dan dijadikan panduan, protokol yang disesuaikan dan bisa diterapkan di Indonesia.

"Tentunya termasuk pemakaian obat-obatan yang dapat membantu meringankan gejala dan terobosan ilmu kedokteran regenerative, preventive dan anti aging medicine seperti Stem Cell dan Plasma Convalescent," kata Deby saat bertemu Jusuf Kalla di Jakarta belum lama ini.

The Queen of Anti aging ini juga memaparkan berbagai temuan penting para pakar yang telah dipakai di beberapa negara anggota new corona virus adalah keluarga virus yang sama dengan penyebab SARS dan MERS.

Baca: Kesimpulan Riset LSI Denny JA Soal Virus Corona, Juni 2020 Indonesia Kembali Normal?

Salah satunya, COVID-19 merupakan virus yang bukan hanya menyerang saluran pernapasan saja melainkan juga menyerang hemoglobin (sel darah merah) dan bisa menyerang banyak organ secara sistemik. 

Berita Rekomendasi

"Serangan ini akan membuat sel darah merah tersebut tidak mampu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan mengalami hipoksia sampai gagal napas dan kematian," katanya.

Ilmuwan pakar dunia anti aging dan kedokteran Pencegahan membuat beberapa protokol untuk meningkatkan imunitas manusia agar virus corona ini kalah dan tidak menyebabkan gejala berat bahkan kematian.

"Dengan kata lain bagaimana agar ODP (Orang Dalam Pemantauan) tidak menjadi PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Dan selanjutnya usaha agar PDP dapat sembuh serta menekan angka kematian," katanya.

Presiden World Council ini juga mengingatkan pada masa wabah, kebutuhan vitamin maupun kadar hormone dan imunitas seseorang mesti ditingkatkan karena ini masa wabah termasuk kesehatan mental.

"Masa PSBB dapat dimanfaatkan sebagai masa emas berkumpul dengan keluarga, melakukan sesuatu yang selama ini sulit dilakukan karena selalu sibuk berada di luar rumah seperti berkebun menanam sayuran dan buah, berolah raga dan melakukan tugas yang tertunda, mengorganisir banyak hal yang tertunda," katanya.

Jusuf Kalla sangat mendukung kegiatan dan temuan WOCPM ini.

Baca: Gading Marten Terciduk Simpan Foto Model Cantik di Rumah, Raffi Ahmad Bereaksi: Lo Suka Ama Dia?

Penasehat WOCPM ini menyarankan agar meneruskan  penelitian ilmiah  untuk terus dikembangkan termasuk penemuan vaksin maupun pengobatan/kuratifnya  

"Saatnya masyarakat mentaati PSBB , hindari kerumunan, menerapkan  hidup sehat gembira, meski stay at home atau working from home, tetap olah raga teratur, istirahat cukup dan sahur buka puasa dengan makan sehat bergizi," katanya.

Selain itu meningkatkan daya tahan tubuh dan jika harus bepergian perhatikan menjaga jarak aman physical distancing) secara sungguh sungguh, agar COVID-19 ini segera berlalu lebih cepat dan perbaikan ekonomi masyarakat kembali membaik.

Saat bertemu dengan Jusuf Kalla, Deby juga menyerahkan handbook penanganan dari beberapa Negara anggota.

Deby juga menyampaikan Laporan World Consensus ke 3 yang berlangsung sukses di Paris pada tahun 2019 dimana Quantum Stem cell semakin dikembangkan diberbagai negara dan berbagai kegiatan WOCPM termasuk di Jenewa, Swiss bekerjasama dengan WHO .

Kongres WOCPM yang didukung penuh oleh Pemerintah United Arab Emirates di Dubai dan Health Authority of Dubai serta hasil pertemuan the Queen of Anti aging dengan Keluarga Al Maktoum untuk kerjasama kongres dunia dan  rencana dibangunnya Anti Aging City di Dubai.

Secara sistematis ini yang  dilaporkan dari Presiden WOCPM kepada Penasehat WOCPM, diantaranya  :

1.      Telah dilaksanakan WORLD CONSENSUS ke 3 Di Hyatt Etoile di Paris yang merupakan kesepakatan 74 negara mengenai Pendidikan, Riset, akreditasi termasuk ,Quantum Stem cell maupun Peptide Bioregulator serta pengembangan technology digital bagi kedokteran Preventive, Regenerative & Anti-aging medicine seperti CAATS Computer anti-aging touch screen yang dipatenkan sejak 2014.

Baca: Sidang Uji Materi Perppu Corona di MK Berpedoman pada Protokol Kesehatan WHO

2.      Kerja sama WOCPM dengan WHO dalam International Symposium of Experts : “Innovative technologies in anti-aging medicine” 27-28 May 2017, di Geneva, Switzerland.

3.      Dibukanya Post graduate Master of Preventive Regenerative & Anti-aging Medicine di International University Barcelona Spanyol .

4.      Telah dilaksanakan International symposium of experts : “Effective current approaches in anti-aging medicine and gerontology” 18-19 Januari 2019 di Stockholm, Swedia.

5.      Laporan kegiatan WOCPM di Dubai :

a.      Telah dilaksanakan International symposium of experts : “Regenerative Medicine and Ageing” pada 1-2 February 2020 di Dubai. Acara tersebut di adakan oleh Pemerintah Dubai dan Otoritas Kesehatan Dubai.

b.      Hasil pertemuan Presiden WOCPM dengan keluarga Al Maktoum dimana Dubai dibantu pakar Word Council WOCPM akan membangun Anti Aging City dan Anti-Aging City Special Zone.

6.      Beberapa kongres dunia ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan dan diadakan secara virtual.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas