Organisasi Buruh Internasional Sebut Hampir Setengah Pekerja Dunia Berisiko Menganggur karena Corona
Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada Rabu (29/4/2020) lalu mengatakan bahwa hampir setengah pekerja dunia beresiko kehilangan pekerjaannya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
"Ini menunjukkan saya pikir dalam hal yang paling jelas bahwa krisis pekerjaan dan semua konsekuensinya semakin dalam dibandingkan dengan perkiraan kami tiga minggu yang lalu," jelas Ryder pada briefing pada Rabu lalu.
Kongres Serikat Buruh, federasi serikat pekerja di Inggris dan Wales, menyerukan aksi internasional untuk melindungi pekerja.
"Ratusan ribu pekerja paling rentan kehilangan pekerjaan mereka di seluruh dunia setiap hari."
"Sangat penting mereka semua memiliki dukungan yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan tidak dilemparkan ke dalam kemiskinan," kata Sekretaris Jenderal TUC, Frances O'Grady.
"Krisis pada skala ini membutuhkan respons global. Kita perlu tindakan internasional yang terkoordinasi untuk mendukung kesehatan, melindungi pekerjaan, memberikan semua orang akses ke jaminan sosial dan meningkatkan ekonomi lokal dan nasional ketika pemulihan datang," sambungnya.
Pakar Prediksi Munculnya Pekerjaan Baru karena Pandemi Corona
Meski dampak pandemi terhadap perekonomian dunia sangat mengerikan, namun ekonomi global kemungkinan bisa bangkit kembali.
Kendati demikian belum jelas juga bagaimana dunia akan bangkit dari krisis ini.
John Bryson, profesor perusahaan dan geografi ekonomi di Universitas Birmingham menjelaskan bahwa pandemi corona akan menciptakan pekerjaan baru.
Jadi pandemi corona adalah titik kritis bagi pasar tenaga kerja saat ini, di mana kreatifitas hancur dan berubah menjadi rekonstruksi kreatif ketika tercipta pekerjaan baru.
"Mereka yang berisiko atau yang kehilangan mata pencaharian mereka akhirnya akan kembali memasuki pasar tenaga kerja," kata ekonom itu.
"Pemulihan setelah Covid-19 akan terjadi bertahap, tetapi itu akan terjadi. Juga kita harus ingat bahwa ekonomi global sudah cenderung menuju penurunan sebelum Covid-19," lanjutnya.
Bryson menggambarkan kondisi serupa yang terjadi pada 1990 silam.
Saat itu sepertiga pekerjaan yang ada hancur dalam 30 tahun berikutnya dan berubah menjadi jenis pekerjaan baru.