Kemenkes: Stigma Negatif Dapat Sulitkan Kesembuhan Pasien Corona
stigma negatif dari masyarakat dapat menyulitkan penyembuhan pasien dari virus corona.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Fidiansjah mengajak masyarakat untuk menghilangkan stigma negatif terhadap tenaga kesehatan atau pasien corona.
Menurut Fidiansjah, stigma negatif dari masyarakat dapat menyulitkan penyembuhan pasien dari virus corona.
Baca: Kronologi Bocah Dibawa Kabur Orang Tak Dikenal: Pelaku Pura-pura Tanya Alamat Lalu Rampas Perhiasaan
Bahkan stereotipe juga berkontribusi terhadap tingginya angka kematian akibat virus corona.
"Stigma harus dilihat secara satu kesatuan karena stigma tidak semata-mata sebuah sikap atau perilaku pada suatu suasana yang menjadi tidak baik tapi stigma juga akan menimbulkan marginilasiasi, dan memperburuk status kesehatan dan tingkat kesembuhan. Inilah yang perlu dipahami bahwa stigma berkontribusi terhadap tingginya angka kematian," ujar Fidiansjah di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).
Dirinya mengajak masyarakat untuk melawan stigma dengan tidak mendiskriminasi dan mengucilkan tenaga kesehatan dan orang-orang yang terpapar corona.
Baca: Irjen Istiono: Warga yang Terpaksa Mudik Harus Kantongi Surat Izin Lurah
Menurutnya, stigmasisasi sangat berdampak terhadap imunitas seseorang yang terpapar corona.
"Tentu sikap ini harus kita lawan, dan ini akan menimbulkan dampak kesehatan jiwa pada komunitas masyarakat itu sendiri," kata Fidiansjah.
Dalam hal ini, upaya melawan COVID-19 harus secara komprehensif tidak hanya pada penanganan secara fisik, tapi juga dalam konteks kesehatan jiwa dan psikososial masyarakat.