Ini Tiga Rekomendasi Alumni Universitas Indonesia untuk Mempercepat Penanganan COVID-19 di Indonesia
Kertas kerja ini mencoba mengangkat kritik publik terkait sikap pemerintah yang masih menuai pro-kontra dalam menghadapi COVID-19
Editor: Eko Sutriyanto
![Ini Tiga Rekomendasi Alumni Universitas Indonesia untuk Mempercepat Penanganan COVID-19 di Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/andre-rahadian-lawan-covid-19.jpg)
Berikut adalah tiga rekomendasi penanganan COVID-19 di bidang sosial politik, kesehatan masyarakat, serta ekonomi yang diberikan oleh Policy Center ILUNI UI:
1. Rekomendasi Bidang Sosial Politik
Solidaritas menjadi konsep kunci dalam menghadapi permasalahan selama pandemi COVID-19. Dalam tataran politik, ILUNI UI mengusup konsep Solidaritas Terpimpin sebagai salah satu model pengambilan kebijakan yang dapat diterapkan pemerintah.
ILUNI UI menyarankan agar kendali penanganan wabah ini berada di tangan komando pemerintah pusat, kemudian disinergikan dan harus diikuti oleh pemerintah daerah (pemda).
Dalam ranah sosial, ILUNI UI menyebut pentingnya memberdayakan gerakan solidaritas rakyat melalui gotong-royong yang terorganisir di bawah kepemimpinan kolaboratif yang melibatkan segenap pemangku kepentingan.
Gerakan tersebut dilakukan untuk membantu kelompok masyarakat menengah ke bawah agar mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi yang semakin memburuk.
2. Rekomendasi Bidang Kesehatan Masyarakat
Dalam ranah kesehatan masyarakat, pemerintah dituntut untuk mampu menjawab berbagai pertanyaan terkait efektivitas pencegahan penyebaran. Pemerintah juga dituntut untuk mampu menekan angka kematian.
Untuk itu, ILUNI UI mengajukan rekomendasi uji cepat untuk deteksi virus SARS-CoV-2 dengan RT-PCR.
Baca: Ribuan Masker dari Puan Maharani Dibagikan Gibran dan Relawan untuk Warga Solo
Hasil deteksinya memiliki keakuratan yang tinggi dan terhindar dari kemungkinan adanya false positive ataupun false negative.
Untuk mewujudkan uji cepat ini, langkah optimal yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendayagunakan lab-lab dengan tingkat BSL 3, seperti Pusat Riset Virus dan Kanker Patobiologis, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PRVKP-FKUI), Lembaga Biologi Molekuler Eijkmann, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong.
Selain itu, Indonesia dapat mengadopsi metode pelacakan kasus penderita positif COVID-19 maupun Orang dalam Pemantauan (ODP) berbasis GPS seperti yang diterapkan Korea Selatan dan Singapura.
Sistem pengawasan berbasis GPS ini memantau pergerakan penderita positif dan ODP lewat nomor ponsel yang aktif dan layanan perbankan (transaksi dengan kartu debit, kartu kredit, dan/atau transaksi dompet virtual/e-wallet).
3. Rekomendasi Bidang Ekonomi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.