Cerita Budi Karya Sumadi Setelah Sembuh, Dibatasi Seminggu Dua Kali ke Kantor
Budi Karya Sumadi atau yang akrab dipanggil BKS, telah diperkenankan oleh dokter untuk pergi ke kantor seminggu dua kali.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah kurang lebih 2 bulan sakit menjalani perawatan karena terpapar virus corona (Covid-19), Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah kembali menjalankan tugasnya sebagai Menhub.
Budi Karya Sumadi atau yang akrab dipanggil BKS, telah diperkenankan oleh dokter untuk pergi ke kantor seminggu dua kali.
Baca: Polwan STIK Kembali Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19
Diceritakan Menhub, dokter yang merawat mengizinkannya kembali bekerja karena perkembangan kesehatannya yang mengejutkan.
“Usai isolasi dan recovery itu saya baru bisa melakukan kegiatan kantor itu di tanggal 5 (Mei). Maka waktu itu saya diskusi dengan dokter agar bagaimana saya bisa bekerja. Akhirnya sebelum tanggal 5 saya sudah bisa berjalan,” ujarnya dalam sesi wawancara dengan Tempo, Sabtu (16/5/2020).
Awalnya dokter yang marawat ragu untuk memberikan izin, karena ada bagian dari otot BKS yang diperkirakan masih lemah.
Baca: Masa Lalu Syahrini Diungkap Ayah Angkat, Sekretaris Incess Duga Ada Pihak yang Mengadu Domba
Namun, ia membuktikan sebelum tanggal lima dirinnya sudah bisa berjalan. Karena BKS juga merasa ada tanggung jawab yang harus dikerjakannya terkait perhubungan dimasa pandemi Covid-19 ini.
Baca: Surat Izin Keluar Masuk DKI Jakarta Dibuat Secara Online, Ada QR Code yang Dicek Petugas di Lapangan
“Dokter juga surprise kok ini cepet banget. Jadi pesannya itu, taati dokter, semangat dan gusti Allah yang menyembuhkan sehingga tanggal 5 saya sudah bisa berjalan dan ke kantor,” ujarnya.
BKS juga sempat menceritakan pengalamannya selama mendapat perawatan di RSPAD Gatot Subroto.
Budi Karya sadar setelah 14 hari memakai ventilator dan sempat dirawat oleh 5 orang dokter sekaligus.
Ia tidak menampik posisinya sebagai seorang menteri mendapat perlakukan khusus. Namun hal itu tidak terlepas karena ada tanggung jawab yang harus dia laksanakan.
“Saya sampai malu sebetulnya pada awalnya dokter RSPAD ada 5 dokter (yang merawat), tapi saya bilang selanjutnya cukup dua dokter saja,” ujarnya.