Kemenag: Program KIP Kuliah Harus Menyasar Mahasiswa di Daerah Terluar
Menurutnya, daerah-daerah tersebut harus mendapatkan afirmasi untuk mendapatkan KIP Kuliah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Kementerian Agama M. Arskal Salim GP menilai program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) harus menyasar pada mahasiswa yang berasal dari daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Menurutnya, daerah-daerah tersebut harus mendapatkan afirmasi untuk mendapatkan KIP Kuliah.
Baca: Memicu Hantavirus, Ini Hal yang Harus Kamu Hindari Selama di Rumah
"Baik Perguruan Tinggi Penyelenggara (PTP) dan mahasiswa sasaran harus mendapat afirmasi agar mendapatkan KIP Kuliah," ujar Arskal melalui keterangan tertulis, Sabtu (16/5/2020).
Arskal mengatakan di daerah Merauke, Papua masih ada PTKIS dengan jumlah mahasiswa kurang dari 300, sementara masyarakatnya sangat membutuhkan.
"Kopertais harus memantau PTKIS yang berada pada wilayah 3T agar mendapat perlakuan khusus sebagai bentuk afirmasi," ucap Arskal.
Baca: Henky Solaiman Sering Bergurau Sebut Ingin Pulang ke Rumah Bapa
Pada tahun anggaran 2020 program Bidikmisi diperluas atau ditrasformasikan menjadi program KIP Kuliah.
Pada tahun anggaran 2020 Ditjen Pendidikan Islam mendapat alokasi 17.565 mahasiswa, 3000 di antaranya diberikan ke PTKIS.
Rencananya pada bulan Mei-Juni ini Kemenag akan merekrut Perguruan Tinggi Penyelenggara (PTP) KIP Kuliah pada PTKIS untuk mengimplementasikan 3.000 mahasiswa calon penerima.