Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei LSI Denny JA Sebut Aktivitas Ekonomi Bisa Dibuka Mulai Juni 2020, Ini Tiga Alasan Dasar

LSI Denny JA mengungkapkan setidaknya terdapat tiga landasan mengapa Indonesia perlu kembali bekerja secepatnya.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
zoom-in Survei LSI Denny JA Sebut Aktivitas Ekonomi Bisa Dibuka Mulai Juni 2020, Ini Tiga Alasan Dasar
Kolase Tribunnews.com (facebook.com/DennyJAWorld)
Beredar Kabar Minta Jabatan Komisaris Inalum, Denny JA Klarifikasi dengan Sebuah Cerpen 

TRIBUNNEWS.COM - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan setidaknya terdapat tiga landasan mengapa Indonesia perlu kembali bekerja secepatnya.

Denny JA mengatakan, secara bertahap, Indonesia dapat memulai kembali bekerja di luar rumah pada Juni 2020 mendatang.

Hal itu lantaran, LSI Denny JA menemukan fakta bahwa Indonesia telah memenuhi syarat untuk membuka kembali aktivitas warga dan ekonomi.

Kendati demikian, menurut Denny JA, hal ini tidak dapat dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Baca: Vaksin Virus Corona Kemungkinan Ditemukan 1 Tahun Lagi, LSI Denny JA: Indonesia Mustahil Menunggu

"Ia harus dilakukan secara bertahap karna grafik kasus setiap wilayah berbeda-beda, setelah PSBB diberlakukan," ungkap Denny JA dalam siaran pers yang dipublikasikan di laman Facebook Denny J.A's World, Sabtu (16/5/2020) malam.

Menurutnya, wilayah yang sudah layak dibuka kembali termasuk Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan bisnis Indonesia.

Lebih lanjut, Denny JA pun memaparkan tiga landasan yang membuat Indonesia perlu segera kembali bekerja, yaitu sebagai berikut:

BERITA TERKAIT

1. Banyak negara yang membuka kembali aktivitas warga

Landasan yang pertama, Denny JA menyebutkan, telah banyak negara di dunia yang membuka kembali aktivitas warga dan ekonominya.

Denny JA mengatakan, di bulan April, sejumlah negara Eropa seperti Jerman, Austria, Norwegia, Denmark, Yunani, dan juga New Zealand (non Eropa), telah melonggarkan kebijakan lockdown-nya.

Selanjutnya, pada awal Mei, diikuti oleh negara Eropa yang lain, seperti Portugal, Spanyol, Belgia, Italia dan Perancis.

"Di antara negara-negara tersebut, Italia, Spanyol, Perancis dan Jerman adalah negara yang diawal pandemi memiliki kasus positif dan meninggal paling banyak di Eropa."

"Negara-negara tersebut membuka kembali pembatasan sosial (lockdown) setelah mereka melewati puncak pandemi, yang terlihat dari data kurva kasus harian yang menurun (driven by data)," lanjutnya. 

Baca: Pasca Covid-19, Proyek Infrastruktur Harus Dilanjutkan

Menurut Denny JA, dalam menerapkan kebijakan ini, setiap negara memiliki detil kebijakan yang berbeda-beda.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas