Riset LSI Denny JA Sebut Bisa Bekerja di Luar Rumah Juni 2020, Ini Tanggapan Komisi VIII DPR
Denny JA memprediksi 99 persen kasus virus corona di Indonesia akan berakhir pada bulan Juni 2020 mendatang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
Pertama, sebanyak 99 persen kasus virus corona diyakini selesai sebelum vaksin untuk virus itu ditemukan.
Bulan Juli hingga September 2020 katanya merupakan rentang waktu virus corona tak lagi menjadi masalah bagi dunia.
Baca: Pemasok Narkoba Bakal Jalani Sidang Bareng Lucinta Luna
"Di era itu, yang terpapar virus corona tentu tetap ada. Namun jumlah kasus baru terpapar grafiknya menurun signifikan. Puncak pandemik sudah dilewati," jelas Denny JA.
Kedua, lanjutnya, Indonesia termasuk negara menengah dari sisi kecepatan menyelesaikan kasus virus corona.
Walau begitu, tercapainya penyelesaian 99 persen kasus virus corona di Indonesia diperkirakan jatuh pada bulan Juni 2020.
"Tentu ini dengan asumsi aneka protokol kesehatan yang digariskan WHO dan pemerintah RI dipatuhi. Antara lain social distancing, work from home, larangan mudik, dan sebagainya," jelasnya.
Terakhir, vaksin virus diperkirakan ditemukan sekitar Mei hingga Juli 2021.
Lewat vaksin tersebut, Indonesia amaupun dunia katanya bebas dari virus corona tersebut.
"Ketika vaksin ditemukan, virus corona berubah efeknya hanya seperti penyakit biasa yang tak lagi mematikan," tambahnya.
Ditemukannya vaksin kekebalan untuk virus corona adalah satu- satunya penjamin virus corona bisa ditangani.
Ketika vaksin ditemukan, virus corana hanya menjadi flu biasa yang tak lagi mematikan.
Baca: Karena Wabah Virus Corona, Yuni Shara Harus Janjian Bertemu Krisdayanti
Namun sebelum vaksin ditemukan berbagai protokol kesehatan diberlakukan dibanyak negara.
Antara lain menjaga jarak fisik (social distancing, physical distancing), lock-down wilayah dengan segala istilah yang berbeda, work form home, online learning, penggunaan masker, sesering mungkin mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer), dan sebagainya
Data dari worldometer menunjukkan, protokol kesehatan itu efektif bekerja untuk rata rata dunia.