Sosiolog UI Beberkan Plus-Minus Dampak Covid-19 di Masyarakat
"Dampak Covid-19 meliputi aspek struktural, kultural, dan juga aspek prososial masyarakat," kata Daisy.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosiolog dari Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine mengingatkan, bahwa dampak virus corona (Covid-19) tidak bisa dibilang sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Sebab, pamdemi Covid-19 ini membawa efek yang kompleks dan sangat tidak normal.
Hal tersebut disampaikan Daisy Indira pada diskusi virtual bertajuk 'Implikasi Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, Politik, Hukum Dan Keamanan', Senin (18/5/2020) malam.
"Dampak Covid-19 meliputi aspek struktural, kultural, dan juga aspek prososial masyarakat," kata Daisy.
Pada aspek struktural, kata Daisy, Covid-19 membuat kesenjangan sosial makin lebar, PHK terjadi di mana-mana, kalangan miskin baru bertambah.
Lalu, masyarakat miskin semakin miskin, sarana produksi terhenti, sedangkan pola hidup konsumtif meningkat.
"Kemudian dalam aspek Kultural juga sangat terasa. Sebab Covid-19 ini melahirkan new normal dalam kehidupan kita," ucap Daisy.
Ia mencontohkan, pola interaksi masyarakat akan berubah.
Karena jarak interaksi harus 1,5 sampai 2 meter, sarana publik seperti transportasi seperti pesawat, bus, kereta api semua harus menyesuaikan.
"Yang positif adalah, Covid-19 ini membuat kesadaran terhadap kebersamaan dan pola hidup bersih di masyarakat semakin meningkat," jelas Daisy.
Hanya saja, lanjut Daisy, terjadi pertentangan di tengah-tengah masyarakat antara masyarakat yang siap dalam kehidupan New Normal dengan masyarakat yang Habitus.
Adapun secara umum, Daisy menilai masyarakat Indonesia sangat memegang kultur dan budaya.
"Misalnya kebijakan soal larangan mudik. Sangat sulit sekali melakukan ini karena berkumpul dengan keluarga di saat lebaran sangat dipegang teguh masyarakat kita," jelasnya.