Bantu Atasi Corona, Pengusaha Ini Jual Perusahaan Beromzet Ratusan Miliar
Terkena dampak Covid-19, SH berniat menjual beberapa perusahaannya yang meliputi perusahaan properti, tambang dan secure parking.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terkena dampak corona, tapi mau ikut membantu mengatasi penyebaran corona.
Perusahaan pun dikorbankan.
Itulah yang dilakukan Suhendra Hadikuntono, seorang tokoh nasional dan pengusaha sukses asal Medan yang berdomisili di Jakarta.
Ia berniat menjual beberapa perusahannya beromset ratusan miliar rupiah untuk ikut membantu pemerintah mengatasi Coronavirus Desease 2019 atau Covid-19 yang kini sedang melanda Indonesia dan dunia.
Suhendra berniat menjual beberapa perusahaannya yang meliputi perusahaan properti, tambang dan secure parking.
Perusahaan-perusahaan tersebut beroperasi di Jakarta dan sejumlah kota lainnya seperti Bandung dan Cirebon, Jawa Barat, Pekalongan dan Semarang, Jawa Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Yogyakarta dan sebagainya, dengan karyawan berjumlah ribuan orang.
"Prinsip saya, jika kita tidak dibutuhkan orang lain, sebenarnya kita sudah mati," ujarnya dari Yogyakarta, Senin (25/5/2020).
"Yang dibutuhkan saat ini bukan wacana, tapi aksi nyata, berbuat bagi sesama," lanjut Suhendra.
Menariknya, uang hasil penjualan perusahaan-perusahaan itu nantinya bukan untuk dirinya, melainkan akan digunakan sepenuhnya untuk membeli alat pelindung diri (APD) guna disumbangkan kepada rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan untuk dipakai tenaga medis yang berada di garda terdepan dalam mengatasi penyebaran corona.
Itulah pengorbanan Suhendra bagi bangsa dan negara ini.
"Kalau bicara dunia, tidak akan ada habisnya. Yang dibutuhkan saat ini adalah pengorbanan untuk mengatasi pandemi yang entah sampai kapan akan berlangsung. Apa yang bisa kita lakukan, sedikit-sedikit kita lakukan. Saat ini negara sedang memanggil kita semua," ungkapnya.
Suhendra pun meninggalkan nomor kontak stafnya untuk berkomunikasi tentang perusahaan-perusahaan yang hendak dijualnya, yakni 081319262376
Suhendra menegaskan semua proses "take over" perusahaan harus dilakukan transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi sehingga pajaknya pun akan masuk ke kas negara.
"Demi bangsa dan negara ini, nyawa pun saya berikan," tandasnya.