Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komentar Rektor Unair Saat RS Universitas Airlangga Disebut Kewalahan Hadapi Pasien Corona

Rektor Universitas Airlangga, Prof Moh Nasih menanggapi soal isu kewalahannya RS UNAIR menghadapi pasien virus corona yang terus bertambah.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Komentar Rektor Unair Saat RS Universitas Airlangga Disebut Kewalahan Hadapi Pasien Corona
Tangkap Layar kanal Youtube Metrotvnews
Rektor Universitas Airlangga, Prof Moh Nasih. 

TRIBUNNEWS.COM - Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr Mohammad Nasih angkat bicara terkait desas-desus kewalahannya Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) menghadapi pasien corona.

Meski tidak secara gamblang menjelaskan, ia membenarkan bila RSUA menutup sementara layanan bagi pasien Covid-19.

Alasannya untuk melakukan penataan ulang dan optimalisasi pelayanan di RS Universitas Airlangga.

Selain itu, keterbatasan fasilitas seperti tempat tidur menjadi satu di antara faktor ditutupnya layanan.

Lebih lanjut, Prof Nasih juga membeberkan perihal ditutupnya layanan bagi pihak luar untuk melakukan pengujian sampel Covid-19 di Lembaga Penyakit Tropis atau laboratorium Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga.

"Karena keterbatasan bed yang kami miliki, tentu kebijakan penutupan sementara kami ambil," ujar Prof Nasih pada Kamis (28/5/2020), mengutip dari Tribun Madura.

Rektor Unair Surabaya, M Nasih saat konferensi pers terkait perkembangan obat Covid-19, Rabu (1/4/2020)
Rektor Unair Surabaya, M Nasih saat konferensi pers terkait perkembangan obat Covid-19, Rabu (1/4/2020) (TRIBUNJATIM.COM/SULVI SOFIANA)

Baca: Penelitian Dosen Unair: Puncak Penularan Virus Corona Pertengahan Mei, Mereda di Awal Agustus

"Penutupan sementara RSUA dan ITD merupakan bagian dan upaya kami untuk melakukan perbaikan dan penataan internal," sambung dia.

BERITA REKOMENDASI

Prof Nasih juga menegaskan tidak ingin memaksakan diri untuk menerima pasien sebab kapasitas tempat tidur yang ada sangat terbatas.

Menurutnya, bila dipaksakan menerima pasien lagi, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru.

"Tidak mungkin, pasien akan dirawat seadanya atau bahkan kami taruh di IGD."

"Untuk itu, penutupan sementara ini merupakan ikhtiar kami bersama untuk melakukan penataan internal dan penambahan fasilitas yang masih kurang," tuturnya.

BILIK DISINFEKTAN - Bilik disinfektan buatan ITS yang salah satunya akan digunakan RS Unair saat uji coba di Gedung Robotika ITS, Senin (23/3). ITS mengembangkan 3 metode untuk penyemprotan cairan disinfektan pada bilik yang dibuat, yaitu: metode spray, metode evaporator dan metode gas Ozone. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
BILIK DISINFEKTAN - Bilik disinfektan buatan ITS yang salah satunya akan digunakan RS Unair saat uji coba di Gedung Robotika ITS, Senin (23/3/2020). (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca: Peneliti Unair Surabaya Temukan Lima Jenis Senyawa yang Bakal Jadi Obat Virus Corona

Penutupan sementara ini, kata M Nasih, murni karena keterbatasan tempat tidur.


Kendati demikian, pihaknya mengatakan sedang dalam proses penambahan.

Namun, pihaknya menuturkan perlu waktu dan rancangan sehingga dalam waktu dekat sudah bisa menambah 100 tempat tidur.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas