Kisah Haru Seorang Guru Ngaji yang Terima Bantuan Saat Pandemi
Sejak pertama diumumkan hingga saat ini, virus Covid-19 masih ada di sekitar kita. Dampaknya pun telah terasa di berbagai aspek kehidupan.
TRIBUNNEWS.COM – Sejak pertama diumumkan hingga saat ini, virus Covid-19 masih ada di sekitar kita. Dampaknya pun telah terasa di berbagai aspek kehidupan. Mulai dari pariwisata, ekonomi, hingga pendidikan.
Pandemi ini tentu berpengaruh pada nasib para tenaga pendidik, terlebih bagi para guru yang berstatus honorer. Seperti yang dirasakan salah satu pengajar honorer SMAN 17 Makassar, St. Fatimah, S. E.
Mengajar mata pelajaran ekonomi dan prakarya, Imhe, sapaan akrabnya, hanya mendapatkan upah Rp5 ribu per jam. Dalam seminggu, ia hanya mengajar 17 jam saja.
Selain guru yang berstatus honorer, para pendidik non-formal seperti Teh Uuk - sapaan akrab salah satu seorang guru ngaji di Tangerang Selatan - juga mengatakan bahwa pandemi berdampak sekali pada perekonomian keluarga, serta lembaga belajar calistung (baca, tulis, hitung) dan taman baca Al Quran yang dikelolanya.
“Setelah berita Covid di awal Maret itu, anak-anak cuma belajar satu minggu, setelah itu langsung diliburkan. Biasa target saya, anak-anak keluar dari pengajian saya sudah pada bisa baca dan menghitung. Sekarang jadi tidak sampai,” ujar Teh Uuk.
Karena para murid bimbingannya diliburkan, otomatis pendapatan Teh Uuk ikut tergerus.
“Biasanya ada minimal pemasukan, tapi ini sama sekali tidak ada pemasukan. Ya tapi, Alhamdulillah ada aja rezekinya, apa dari infaq atau yang lain. Suami saya juga guru, tapi ya sama, gajinya cuma 40%. Jadi, hampir semua sekolah juga guru-gurunya terdampak,” tambahnya.
Bantuan dari Lazismu
Dalam rangka meneguhkan komitmen dan kontribusi keagamaan guna penanganan dan penanggulangan wabah Covid-19, Majelis Ulama Indonesia melalui Komisi Fatwa mengeluarkan Fatwa Nomor 23 tahun 2020 Tentang Pemanfaatan Harta Zakat, Infak, dan Sedekah untuk penanggulangan Covid-19 dan dampaknya.
Komisi Fatwa MUI pun menegaskan bahwa zakat boleh dimanfaatkan untuk kepentingan wabah dan dampaknya sesuai dengan ketentuan. Hal ini ditetapkan karena selama pandemi jumlah penerima zakat ikut meningkat.
Akibat pandemi, masyarakat yang sebelumnya menjadi muzaki kini menjadi pihak yang menerima zakat atau mustahik.
Sebagai salah satu lembaga amil zakat tingkat nasional, Lazismu berbesar hati mengumpulkan dan menyalurkan donasi dan zakat yang terhimpun kepada tenaga medis serta masyarakat yang terdampak.
Selain itu, adanya kerja sama dengan platform digital seperti GoPay, membantu Lazismu dalam mengumpulkan zakat, infaq, shodaqoh, dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya sehingga dapat menyalurkan bantuan lebih luas lagi.
Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata pun menjelaskan, secara umum, GoPay melihat transaksi masyarakat beralih ke ranah digital selama masa pandemi ini, termasuk dalam bersedekah secara digital.
Transaksi GoZakat pun mengalami naik 2 kali lipat sejak masa pandemi dan menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia sangat menghayati pentingnya donasi untuk membantu sesama di saat-saat sulit seperti ini.
“Sejak tahun 2019, kami memiliki GoZakat, layanan zakat digital yang dapat diakses melalui fitur GoBills di aplikasi Gojek, atau scan kode QRIS milik masjid dan Lembaga Amil Zakat terkait - semuanya bisa ditunaikan dengan GoPay. Donasi digital memudahkan masyarakat bersedekah dan berzakat dari rumah kapan saja dan tentunya dengan lebih aman dan transparan,” ungkap Budi.
Ketua Lazismu Pusat Hilman Latief pun mengatakan, “Di masa sekarang, semua terdampak, platform digital membantu lembaga amil untuk mengumpulkan ZIS. Orang-orang yang biasanya bayar zakat, sekarang, mereka yang terdampak. Ini betul-betul situasi jadi tantangan kita semua. Saya bersyukur kepada GoPay yang sudah jadi mitra, kami rasakan manfaatnya. Tugas kami memastikan dana bisa disampaikan ke mereka yang berhak.”
Sebagai salah satu penerima zakat yang disalurkan melalui Lazismu, Teh Uuk pun merasa sangat bersyukur dan terbantu. Bantuan dalam bentuk paket sembako yang diterimanya begitu bermanfaat terlebih ditengah terdampaknya perekonomian keluarga saat pandemi ini.
“Terima kasih banyak untuk Lazismu dan pihak-pihak yang membantu kemarin. Mudah-mudahan berkah selalu dan sehat serta mendapat limpahan rahmat dari Allah. Alhamdulillah. Buat masak ada jadi nggak harus beli, karena pas dikabarin itu pas banget stock dirumah juga lagi abis. Alhamdulillah ada rezeki yang nggak terduga, gitu,” ungkap Teh Uuk.