Kronologi Keluarga Angkut Paksa Jenazah PDP Covid-19 di Bekasi
Insiden keluarga yang mengangkut paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 kembali berulang.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga yang tengah membawa paksa jenazah yang berstatus PDP Covid-19 mendadak viral di media sosial. Kejadian tersebut terjadi di RS Mekarsari, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Dalam video berdurasi tiga menit, puluhan warga tampak bergerombol dan merangsek masuk ke rumah sakit.
Kemudian mereka menuju ke salah satu ruangan dan keluar membawa pasien meninggal sembari mengucapkan kalimat tahlil.
Ahli Forensik Polri Ungkap Bahaya Keluarga Tetap Nekat Ikut Mandikan Jenazah Pasien Positif Corona
Keluarga pasien positif corona yang nekat ikut memandikan jenazah pasien hingga berinteraksi langsung masih saja terjadi.
Padahal itu sangat berbahaya dan rentan tertular virus corona.
Hal ini diakui pula oleh Ahli Forensik Polri Kombes dr Sumy Hastry.
Dia banyak mendapat laporan dari anak buahnya yang harus berhadapan dengan keluarga yang tetap nekat ingin memandikan jenazah keluarganya.
"Menjemput langsung lalu membawa jenazah ke pemakaman, keluarga ingin mendekat, memandikan dan sebagainya. Masalah ini belum selesai, anggota saya masih menghadapi keluarga yang bersikeras mau memandikan," ucap dr Sumy Hastry, Sabtu (11/4/2020) dalam sebuah diskusi hukum via live streaming dari Rumah Pancasila dan Klinik Hukum bertema "Covid-19 di tubuh jenazah, seberapa tinggi potensi penularannya?"
Menyikapi hal ini, pihaknya tidak menampik adanya keinginan dan kesedihan luar biasa dari keluarga.
Sehingga, dr Sumy Hastry dan forensik yang lain terus mengedukasi keluarga soal bahayanya jika interaksi dengan jenazah positif corona.
"Kami jelaskan bahayanya, kami perbolehkan mereka melihat petugas saat memandikan tapi dari kaca. Yang memandikan, anggota saya pakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Saya juga jaga anggota dan staf saya supaya aman," imbuhnya.
"Keluarga kan tidak punya APD. Sedang dilanda kesedihan luar biasa, bisa jadi psikis tidak kuat nanti malah drop. Makanya kami minta lihat dari kaca, setelah itu mau di-shalatkan monggo tapi dari jauh, tetap jaga jarak," tambahnya lagi.
Tidak lupa, dr Sumy Hastry menyampaikan jenazah yang sudah dimakamkan tidak perlu khawatir virus masih hidup dan bisa tertular.