Pengamat Sebut Penunjukan dr Reisa Bagian Usaha Jokowi Ubah Pola Komunikasi Tangani Covid-19
Kehadiran Reisa diharapkan sosialisasi pencegahan Covid-19 menjadi lebih ringan dan tidak membosankan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Reisa Broto Asmoro kini punya tugas baru sebagai Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Covid-19.
Pada Senin (8/6/2020) dr. Reisa juga sudah tampil di konferensi pers update covid-19 bersama dengan juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto.
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, kemunculan Reisa di publik bertujuan mengubah pola komunikasi pemerintah yang selama ini cenderung kaku.
Tentunya, kehadiran Reisa diharapkan sosialisasi pencegahan Covid-19 menjadi lebih ringan dan tidak membosankan.
Karyono juga menyebut, pola komunikasi semacam ini akan lebih mudah diterima masyarakat khususnya di kalangan milenial.
Sosok Reisa sebagai public figure diyakini akan lebih efektif memengaruhi perilaku dan cara berpikir masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19.
Baca: Profil Reisa Broto Asmoro: Mengawali Karier Sebagai Model, Terkenal Berkat dr Oz Indonesia
"Dengan menampilkan dr. Reisa mungkin lebih worth it, khususnya untuk kalangan milenial dan masyarakat penggemar dunia hiburan (infotainment,red)," kata Karyono Wibowo kepasa Tribunnews, Rabu (10/6/2020).
"Dalam kultur masyarakat paternalistik, strategi pemerintah ini sudah tepat. Pasalnya, figur seperti artis memiliki pengaruh dalam membentuk perilaku dan cara berfikir masyarakat. Mereka adalah 'trendsetter', sekaligus 'influencer'. Status artis menjadi panutan dalam bidang tertentu. Mereka memiliki banyak pengikut," tambahnya.
Karyono mengatakan, penunjukan dr. Reisa merupakan strategi pemerintah jelang memasuki era kenormalan baru atau new normal.
Selain itu, ia menilai komunikasi merupakan variabel penting dalam mensukseskan penanganan wabah corona.
Baca: Fakta Suami Reisa Broto Asmoro yang Merupakan Pangeran Keraton Solo, Berprofesi Sebagai Pengusaha
Oleh karenanya, upaya pemerintah dalam merubah pola komunikasi ini merupakan langkah maju.
"Yang perlu dihindari adalah membuat narasi yang membingungkan dan diksi yang memicu kegaduhan," jelasnya.