BIN Sebut Peneliti Temukan Formulasi Kombinasi Obat yang Terbukti Efektif Sembuhkan Pasien Covid-19
Para peneliti di UNAIR sudah berhasil menemukan efektifitas formulasi kombinasi obat yang terbukti efektif menyembuhkan pasien Covid-19.
Editor: Adi Suhendi
Keberhasilan kerjasama BIN lainnya, para peneliti di UNAIR sudah berhasil menemukan efektifitas formulasi kombinasi obat yang terbukti efektif menyembuhkan pasien Covid-19.
Kombinasi obat ini diharapkan dapat dijadikan standar pemberian obat bagi pasien Covid-19, terutama di rumah sakit rujukan pemerintah dan juga rumah sakit lainnya.
“Mudah-mudahan kandidat obat baru juga bisa dalam waktu dekat dihasilkan dari kerjasama BIN dengan para peneliti UNAIR. BIN sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kemenkes, BPOM, dan produsen obat untuk percepatan perijinan dan produksinya. Semuanya mendukung, saya sangat yakin karena ini demi pemulihan anak bangsa,” jelas Sestama BIN.
Sementara itu, Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR Dr Purwati dr SpPD K-PTI FINASIM menambahkan ada beberapa tahap penelitian yang dilakukan BIN dan UNAIR.
Baca: Kasus Baru Positif Covid-19 di Indonesia Bertambah 1.111 Orang Hari Ini, Total Jadi 36.406 Kasus
Pertama, pembiakan bermacam-macam jenis sel yang menjadi sel target dari virus sebagai tempat untuk menumbuhkan virus SARS CoV-2 yang sampelnya didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan telah mendapatkan sertifikat uji laik etik dari Tim Etik RSUA.
Kedua, UNAIR melakukan pengujian kombinasi obat pada sel sehat yg dilakukan di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Stem Cell Unair untuk mencari dosis toksik obat tersebut pada sel yang sehat (CC50).
Ketiga, melakukan pengujian potensi kombinasi obat tersebut untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan untuk menghambat replikasi virus sehingga ditemukan IC50 obat terhadap virus.
“Semakin kecil nilainya (IC50-red) maka obat tersebut semakin besar potensinya untuk membunuh virus tersebut. Uji ini dilakukan di Lab BSL3 Lembaga Penyakit Tropis Unair,” jelas Purwati.
Tahap terakhir adalah mengevaluasi efektifitas kombinasi obat tersebut.
Dengan pemeriksaan RT PCR setelah 24 jam kombinasi obat diberikan pada virus tersebut didapatkan hasil virus menjadi tidak terdeteksi dan terjadi peningkatan kadar sitokin anti keradangan dan penurunan sitokin-sitokin keradangan dengan periksaan metode ELISA.
Selain itu, UNAIR bekerjasama dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca ASC untuk melakukan uji efektifitas Haematopoetic Stem Cells (HSCs) Dan Natural Killer (NK) cells terhadap penanganan virus SARS CoV-2 isolat Indonesia tersebut.
HSCs Dan NK cells masing masing dibiakkan dari PBMC selama 3-4 hari untuk HSCs dan 1-2 minggu untuk NK cells.
Dari hasil uji tantang HSCs, setelah 24 jam virus sudah dapat dieliminasi oleh stem cell tersebut.
Sedangkan, hasil uji tantang NK cells, setelah 72 jam didapatkan sebagian besar virus diinaktivasi oleh NK cells tersebut.
“Dengan demikian maka stem cell dan sel tersebut bisa mempunyai potensi dan efektifitas yang cukup bagus sebagai antivirus SARS COV-2 yang bisa diberikan sebagai preventif atau pencegahan maupun pengobatan."