Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

LSI Denny JA: 5 Faktor yang Sebabkan Masyarakat Lebih Cemas Kondisi Ekonomi Ketimbang Virus Corona

Kecemasan terhadap ekonomi memuncak karena ancaman pengangguran dan kelaparan, sementara kasusnya kurang dari 350 ribu

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in LSI Denny JA: 5 Faktor yang Sebabkan Masyarakat Lebih Cemas Kondisi Ekonomi Ketimbang Virus Corona
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar (kanan) 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Lembaga Riset  LSI Denny JA mempublikasikan hasil survei kualitatif mengenai kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi Covid-19

Dari hasil survei berdasarkan kajian data sekunder tersebut, LSI menyimpulkan bahwa masyarakat lebih takut kondisi ekonominya menurun ketimbang terpapar virus Corona.

"Kecemasan publik atas kesulitan ekonomi kini melampaui kecemasan publik atas terpapar Corona," kata Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar melalui telekonferensi, Jumat, (12/6/2020).

Ia mengatakan terdapat 5 Faktor mengapa masyarakat lebih takut pada kondisi ekonominya ketimbang virus Corona.

Pertama yakni meluasnya berita berita mengenai kesuksesan negara lain dalam mengendalikan penyebaran virus sehingga kemudian membuka kembali kegiatan ekonomi. 

"Misalnya Selandia Baru, Korea Selatan, yang dianggap berhasil memulai kembali roda ekonominya dan mereka dianggap sudah bisa mengontrol dan melewati puncak pandemi. Ketika ada berita kesuksesan. Indonesia mulai dengan new normal tadi. Itu yang mengurangi kecemasan publik terhadap virus tersebut," katanya.

Baca: Pemerintah Sebut Uji Spesimen Virus Corona Sudah Bisa 15.000 Per Hari

Berita Rekomendasi

Kedua yakni penerapan protokol kesehatan dianggap mampu mengendalikan penyebaran Covid-19. 

Kondisi new normal membuat pakem pakem baru di masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan agar dapat beraktivitas.

"Ada pesan kuat tanpa vaksin manusia bisa melawan virus dengan new normal tadi," katanya.

Faktor ketiga yakni menurutnya kemampuan ekonomi rumah tangga.

Dengan adanya pembatasan aktivitas seperti PSBB, banyak warga yang kehilangan pekerjaan, terutama pekerja pekerja informal.


"Hal itu membuat kecemasan terhadap ekonomi mulai tumbuh dirasakan masyarakat terutama kelas ekonomi bawah dan informal," katanya.

Keempat yakni jumlah warga yang terkapar akibat buruknya kondisi ekonomi lebih tinggi ketimbang yang terpapar virus Corona.

Baca: Masyarakat Diajak Gotong Royong Pulihkan Ekonomi Desa Pasca-Covid-19

Berdasarkan data Apindo terdapat 7 juta buruh yang kehilangan pekerjaan.

Sementara itu jumlah yang terpapar virus kurang lebih 350 ribu. 

Kecemasan terhadap ekonomi memuncak karena ancaman pengangguran dan kelaparan.

"Kelimanya karena grafik terpapar virus melandai. Fatalitiy rate-nya menurun. Walaupun angka kasus positif meningkat, tapi itu karena kapasitas test nya meningkat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas