Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agar Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan, Sosiolog: Dikemas dalam Konteks Lucu dan Tidak Menggurui

Sosiolog beberkan cara agar masyarakat menaati memakai masker di tempat umum, yaitu dikemas dalam konteks lucu dan tidak menggurui.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Agar Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan, Sosiolog: Dikemas dalam Konteks Lucu dan Tidak Menggurui
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pengunjung memakai masker dan pelindung wajah saat berkunjung ke Pasar Tanah Abang Jakarta, Senin (15/6/2020). Pasar Tanah Abang kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup sementara sejak Maret 2020 lalu pada masa pembatasan sosial berskala besar, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Sosiolog dari Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi memberi saran agar masyarakat taat pada protokol kesehatan.

Pasalnya, berbagai ruang publik mulai kembali ramai kala new normal mulai diberlakukan.

Padahal masa pandemi corona ini masih belum berakhir.

Bagong berpendapat, alangkah lebih baik bila pemerintah mengintrospeksi diri.

Terutama tentang pendekatan kepada masyarakat agar menaati kewajiban protokol kesehatan.

"Saya kira pemerintah harus introspeksi," papar Bagong kepada Tribunnews.com, Senin (15/6/2020).

"Karena pendekatan yang dikembangkan pemerintah itu lebih pada pendekatan yang sifatnya regulatif dan kognitif yang mengancamkan sanksi," paparnya.

Sosiolog dari Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi .
Sosiolog dari Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi . (Tribunnews/Istimewa)

Baca: Tempat Wisata Ramai saat Kebijakan New Normal Mulai Diberlakukan, Efek Aktivitas Terbatas saat PSBB?

Berita Rekomendasi

"Kalaupun meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, itu lebih ditempatkan sebagai kewajiban," sambung Bagong.

Menurutnya hal tersebut kurang efektif untuk terus-menerus dipraktikkan kepada masyarakat.

Pasalnya, masyarakat cenderung berperilaku menantang atau resistensi.

"Kalau makin disuruh itu makin muncul pula keinginan untuk melanggar, itu lazim terjadi."

"Ini yang pemerintah harus introspeksi mengembangkan pendekatan yang berbeda," tegas dosen di Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga ini.

Pakai Pendekatan: Masker Lucu

Bagong memberikan solusi dengan melakukan pendekatan yang berbasis memberikan penghargaan atau pujian.

Pelayan mengenakan pelindung wajah dan masker di salah satu tenant yang sudah buka di pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Wali Kota Bandung mengatakan, kepada mal yang sudah kembali beroperasi atau buka untuk menerapkan protokol kesehatan maksimal guna mencegah Covid-19, sementara pihaknya tidak segan-segan akan menutup kembali mal yang ketahuan melanggar. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Pelayan mengenakan pelindung wajah dan masker di salah satu tenant yang sudah buka di pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Wali Kota Bandung mengatakan, kepada mal yang sudah kembali beroperasi atau buka untuk menerapkan protokol kesehatan maksimal guna mencegah Covid-19, sementara pihaknya tidak segan-segan akan menutup kembali mal yang ketahuan melanggar. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Baca: Masyarakat Mulai Kunjungi Tempat Wisata, Sosiolog: Perlu Kontrol Populasi dalam Penerapan New Normal

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas