Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Doni Monardo Soroti Protokol Jaga Jarak Belum Optimal: Gampang Diucapkan, Tapi Sulit Dilaksanakan

Doni Monardo menilai protokol kesehatan yang selalu disampaikan pemerintah memang gampang diucapkan tetapi sulit dilaksanakan.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Doni Monardo Soroti Protokol Jaga Jarak Belum Optimal: Gampang Diucapkan, Tapi Sulit Dilaksanakan
Istimewa
Ketua Gugus Tugas Doni Monardo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo menilai protokol kesehatan yang selalu disampaikan pemerintah memang gampang diucapkan tetapi sulit dilaksanakan.

Menurutnya, protokol kesehatan adalah harga mati.

"Kalau untuk memakai masker itu relatif lebih mudah, mencuci tangan juga lebih mudah. Tetapi menjaga jarak ini persoalan yang paling mendasar," kata Doni Monardo dalam acara Peluncuran Program Pengoperasian Mobile Lab Biosafety Level (BSL)-2 BPPT yang disiarkan Youtube Kemenristek, Selasa (16/6/2020).

Baca: Harga BBM Bisa Saja Turun di Tengah Pandemi, Bos Pertamina: tapi Kita Balik ke Zaman Dulu

Doni Monardo mengatakan dalam acara tersebut mengatakan masih ada orang-orang yang hadir belum menerapkan jaga jarak.

"Saya mohon kepada teman-teman wartawan sekalian untuk mempraktikan jaga jarak, diatur jaraknya. Sekali lagi kita mengampanyekan protokol jaga jarak, tapi kalau kita tidak mempraktikannya, ini juga sulit," katanya.

Lebih lanjut, Doni Monardo menyebut para tenaga medis mulai dari dokter hingga perawat di seluruh wilayah Indonesia harus diberikan apresiasi karena pengorbanan mereka dalam menghadapi Covid-19.

Baca: Kasus Pencabulan Anak Tiri Terungkap Setelah Korban Cerita pada Tetangga, Siapa yang Menghamilinya

Berita Rekomendasi

"Mereka adalah benteng terakhir. Benteng pertama kita adalah diri kita sendiri. Kalau kita bisa melindungi diri sendiri, kita sudah membantu dan memberikan bantuan kepada mereka," katanya.

Tanpa bantuan para tenaga medis, kata Doni Monardo, belum tentu pasien positif Covid-19 yang dirawat bisa sembuh dalam jumlah banyak.

Padahal awalnya, jumlah yang sembuh sangat sedikit.

Baca: Spesialnya Didi Kempot di Mata Musisi Campursari Cak Diqin, Ciptakan Lagu untuk Kenang Mendiang

"Kita selalu ditanya kenapa pasien jarang yang sembuh. Tapi, berjalannya waktu, para dokter mendapatkan cara dan formula untuk membuat pasien menjadi lebih banyak yang sembuh," katanya.

"Angka kematian juga menurun, jumlah pasien yang dirawat semakin sedikit. Data yang kami peroleh sampai kemarin, Bed Occupancy Rate di rumah sakit di Jakarta itu telah turun di bawah 40 persen. Kita tingkatkan terus semangat untuk mengurangi kasus dengan cara menaati protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Protokol kesehatan harga mati," ujar Doni Monardo.

Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

 Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.

Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.

Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.

Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.

Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional

"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.

Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.

"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.

Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan

Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.

"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.

"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas