Gugus Tugas Jelaskan Sistem Satu Data Covid-19 kepada Presiden Jokowi
Ia mengatakan bahwa sejak April 2020 seluruh data terkait penyebaran Covid-19 harus masuk ke dalam sistem data Gugus Tugas Nasional.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Dewi Nur Aisyah menjelaskan mengenai sistem informasi terintegrasi BLC (Bersatu Melawan Covid-19) kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, (24/6/2020).
Data tersebut menjadi rujukan Gugus Tugas Nasional dan Daerah dalam mengambil kebijakan penanggulangan Pandemi Corona.
Ia mengatakan bahwa sejak April 2020 seluruh data terkait penyebaran Covid-19 harus masuk ke dalam sistem data Gugus Tugas Nasional.
Tujuannya mempercepat alur pelaporan dari daerah ke pusat.
"Seluruh data kesehatan dikumpulkan melalui Puskesmas, RS, Dinkes dan laboratorium, masuk ke dalam sebuah sistem dan data ini kita olah, kita olah, cleaning dan analisis," kata Dewi.
Baca: Gugus Tugas: Penanganan Covid-19 di Indonesia Tidak Lebih Buruk Daripada Negara Lain
Data diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik pada Dasboard perkembangan Covid-19.
Pemerintah daerah atau Gugus tugas daerah nantinya akan melihat perkembangan penyebaran Covid-19 dalam dashboard tersebut untuk menjadi rujukan dalam mengambil sebuah kebijakan.
"Sehingga penghitungan indikator kesehatan dan perkembangan kasus dapat dilihat bersama menggunakan satu data yang sama," katanya.
Data perkembangan Covid-19 tersebut menurut Dewi dapat diakses oleh Kementerian, Lembaga, Gugus Tugas Nasional, Gugus Tugas Daerah, dan Pemerintah Daerah.
"Sampai saat ini kita telah miliki lebih dari 76 ribu data penyelidikan data epidemiologi, 245.000 data pasien covid yang terdapat di RS, 380.000 data pemeriksaan laboratorium, begitu juga data logistik, data mobilitas penduduk yang juga bisa dilihat," katanya.
Sistem informasi tersebut menurut Dewi ditunjang oleh teknologi big data, otomasi machine learning, dan advance analysis. Dengan teknologi tersebut maka dapat diketahui perkembangan penyebaran Covid-19 serta efektivitas kebijakan penanggulangan pandemi Virus tersebut.
Di hadapan presiden, Dokter Dewi lalu menunjukan sistem informasi Covid-19 tersebut. Ia menunjukan peta penyebaran mulai dari kasus positif, Pasien dalam Pengawasan (PDP), dan Orang dalam Pemantauan (ODP), sampai pada level kecamatan.
"Ini adalah sebuah video, kita bisa melihat data covid dari lab, pergerakan secara kumulatif, data pasien positif berdasarkan gejala, dan kondisi penyerta, dan kita bisa melihat berdasarkan usia dan jenis kelamin, apakah yang dirawat usianya tua, lansia, laki-laku atau perempuan, apakah tenaga kesehatan atau bukan, jenis pekerjaan utamanya apa, pemeriksaan apakah dengan nasofaring, orofaring sputum, apakah WNI WNA, apakah pernah keluar wilayah ke mana saja, data RS kapan mulai dirawat, dan apakah dirawat di ruang isolasi, atau di RS, kemudian kita juga melihat insiden kumulatif per 1 juta penduduk. Dan provinsi mana dengan angka kematian tertinggi dibanding kesembuhannya," pungkasnya.