Menteri Agama Larang Pergantian Alat Dalam Pemotongan Hewan Kurban
Para petugas diminta membawa alat potong masing-masing demi mencegah penyebaran virus corona.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi telah mengeluarkan Surat Edaran No SE. 18 Tahun 2020 terkait persyaratan pemotongan hewan kurban di masa pandemi.
Fachrul menegaskan petugas pemotongan hewan kurban tidak diperbolehkan bergantian alat potong hewan kurban.
Para petugas diminta membawa alat potong masing-masing demi mencegah penyebaran virus corona.
"Masing-masing juga mebawa alat sendiri-sendiri. Contoh pisau jangan dipakai diganti-ganti begitu ya," ujar melalui video yang dirilis Kemenag, Kamis (2/7/2020).
Baca: Menteri Agama Minta Pemotongan Hewan Kurban Terapkan Physical Distancing
Namun, jika terpaksa harus menggunakan secara bergantian, petugas pemotongan hewan kurban diminta melakukan penyemprotan disinfektan terlebih dahulu kepada alat-alat tersebut.
Selain itu, pemotongan hewan kurban juga harus dilakukan di tempat terbuka. Para petugas juga diminta menjaga jarak dan kebersihan.
"Di tempat yang terbuka, bisa jaga jarak kemudian ada kebersihan kebersihan lingkungan yang dipelihara," kata Fachrul.
Sementara dalam proses penyaluran daging kurban, panitia dilarang membuat kerumunan. Panitia diminta mengirimkan langsung hewan kurban kepada penerima.
"Pas pembagian daging daging kita harapkan mereka bisa mengantar ke tempatnya masing-masing mustahiq itu ya. Tidak usah mengundang, kalau sudah nanti terjadi kumpulan massa lagi. Itu kita cegah betul," ucap Fachrul.
Berikut persyaratan pemotongan hewan kurban di masa pandemi yang tercantum dalam Surat Edaran No SE. 18 Tahun 2020:
a. Penerapan jaga jarak fisik (Physical distancing), meliputi:
1) Pemotongan hewan kurban dilakukan di area yang memungkinkan penerapan jarak fisik;
2) Penyelenggara mengatur kepadatan di lokasi penyembelihan, hanya dihadiri oleh panitia dan pihak yang berkurban;
3) Pengaturan jarak antar panitia pada saat melakukan pemotongan, pengulitan, pencacahan, dan pengemasan daging;
4) Pendistribusian daging hewan kurban dilakukan oleh panitia ke rumah mustahik.
b. Penerapan kebersihan personal panitia, meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan awal yaitu melakukan pengukuran suhu tubuh di setiap pintu/jalur masuk tempat penyembelihan dengan alat pengukur suhu oleh petugas;
2) Panitia yang berada di area penyembelihan dan penanganan daging, tulang, serta jeroan harus dibedakan;
3) Setiap panitia yang melakukan penyembelihan, pengulitan, pencacahan, pengemasan, dan pendistribusian daging hewan harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan sarung tangan selama di area penyembelihan;
4) Penyelenggara hendaklah selalu mengedukasi para panitia agar tidak menyentuh mata, hidung, mulut, dan telinga, serta sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
5) Panitia menghindari berjabat tangan atau kontak langsung, serta memperhatikan etika batuk/bersin/meludah;
6) Panitia yang berada di area penyembelihan harus segera membersihkan diri (mandi) sebelum bertemu anggota keluarga.
c. Penerapan kebersihan alat, meliputi:
1) Melakukan pembersihan dan disinfeksi seluruh peralatan sebelum dan sesudah digunakan, serta membersihkan area dan peralatan setelah seluruh prosesi penyembelihan selesai dilaksanakan;
2) Menerapkan sistem satu orang satu alat. Jika pada kondisi tertentu seorang panitia harus menggunakan alat lain maka harus dilakukan disinfeksi sebelum digunakan.