WHO Peringatkan Beberapa Negara untuk Terapkan Kembali Lockdown
Sementara banyak pula yang masih belum memiliki sistem terbaik untuk melakukan pencegahan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Rabu lalu, bahwa pihaknya memperingatkan beberapa negara yang memiliki tingkat penyebaran virus corona atau Covid-19 untuk kembali menerapkan sistem penguncian atau lockdown.
Hal ini dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.
Baca: Sebulan Masa Transisi, Skor Indikator Covid-19 di Jakarta Cuma 1 Poin di Atas Syarat WHO
Dikutip dari laman CNBC Internasional, Jumat (3/7/2020), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, negara-negara seperti Spanyol dan Italia memang berhasil menangani pandemi tersebut dengan strategi kesehatan masyarakat komprehensif.
Namun, beberapa negara lainnya masih terus berjuang untuk menekan angka penyebaran virus.
Sementara banyak pula yang masih belum memiliki sistem terbaik untuk melakukan pencegahan.
Sementara itu, Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan sejumlah negara diimbau untuk kembali menerapkan lockdown.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sebuah pengarahan singkat dari kantor pusat agensi di Jenewa.
"Beberapa negara yang sebelumnya telah berhasil menekan penyebaran, mungkin kini harus menerapkan lockdown lagi. Kami harap tidak ada lagi lockdown, karena belum terlambat untuk bertindak cepat," kata Kerkhove.
Beberapa negara yang telah berhasil menangani pandemi ini adalah negara-negara yang baru-baru ini memiliki pengalaman dalam menangani wabah seperti SARS pada 2003 silam dan MERS pada tahun 2013.
"Mereka memiliki pengalaman langsung terkait betapa berbahayanya patogen seperti ini," jelas Kerkhove.
Meskipun tidak secara spesifik menyebutkan negara tertentu, SARS sebelumnya muncul di China dan menghantam sebagian negara di Asia, termasuk Hong Kong dan Singapura.
Sedangkan MERS kebanyakan dialami masyarakat Korea Selatan (Korsel).
Wabah di beberapa negara dianggap cukup 'luar biasa,' ia pun mendesak para pemimpin negara untuk memecahkan masalah tersebut.