Ini Spesifikasi Rapid Test Dalam Negeri yang Diklaim Lebih Unggul dari Produk Impor
Pemerintah baru saja meluncurkan produk alat tes cepat atau rapid test dalam negeri yang dinamakan RI-GHA Covid-19.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah baru saja meluncurkan produk alat tes cepat atau rapid test dalam negeri yang dinamakan RI-GHA Covid-19.
Rapid test produksi dalam negeri ini dikembangkan oleh tim TFRIC-19 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di bawah koordinasi Kemenristek.
Kepala Kepala BPPT Hammam Riza menjelaskan rapid test seharga Rp 75 ribu tersebut tidak kalah kualitasnya dibandingkan alat rapid test yang diimpor dari luar negeri.
"Harga kita publish Rp 75 ribu per test kit, itu setengah dari Harga Eceran Tertinggi dengan kualitas yang malah lebih unggul dari kualitas impor," ungkap Hammam saat konferensi pers bersama Kemenko PMK, Kamis (9/7/2020).
Hammam berani jamin kalau rapid test dalam negeri lebih berkualitas karena produk ini sudah 10 ribu uji validasi sambil terus dilakukan perbaikan untuk meningkatkan sensitivitas.
Baca: Respon Rumah Sakit Soal Batas Tarif Rapid Test, Ada yang Turunkan Harga, Ada Juga yang Mengeluh
Baca: Hasil Deteksi Rapid Test Buatan Indonesia Keluar 15 Menit, Menristek: Tanpa Butuh Tenaga Terlatih
Kemudian dalam penelitian dan pengembangannya RI-GHA Covid-19 menggunakan strain dari pasien positif covid-19 di Indonesia sehingga dinilai lebih cocok untuk pemeriksaan di Indonesia.
"Dengan keyakinan uji validasi dan juga digunakan strain virus Indonesia kepada pasien positif Indonesia, semestinya tidak ada lagi mental hazard untuk menggunakanp produk made in Indonesia larya anak bangsa," tutur Hammam.
Baca: Alat Rapid Test Buatan Dalam Negeri Dibanderol Rp 75.000, Apa Bedanya dengan Produk Impor?
Baca: Rumah Sakit yang Terapkan Tarif Rapid Test Lebih Dari Rp 150.000 Bakal Diberi Sanksi
Dalam proses pengembangan alat rapid test RI-GHA Covid-19 BPPT juga bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.
Alat rapid test tersebut sudah telah teruji sensitivitas (98 persen) dan spesifitasnya (96 persen) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia.