Thailand Ikut Memulai Uji Coba Vaksin Virus Corona, Peneliti Siapkan 10 Ribu Dosis
Thailand, negara di Asia Tenggara ikut bersama sejumlah negara berlomba-lomba menemukan vaksin melawan virus corona (Covid-19).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK- Thailand, negara di Asia Tenggara ikut bersama sejumlah negara berlomba-lomba menemukan vaksin melawan virus corona (Covid-19).
Peneliti Thailand berencana untuk memulai uji coba klinis kandidat vaksin Covid-19 kepada manusia pada bulan November 2020.
Sejauh ini para peneliti Thailand sedang mempersiapkan 10.000 dosis.
Besar harapan vaksin buatan Thailand itu akan bisa siap untuk digunakan pada akhir tahun depan.
"Setelah hasil uji coba pada hewan primata sukses maka langkah berikutnya adalah untuk memproduksi dosis yang akan diujicobakan ke manusia," kata Kiat Ruxrungtham, Direktur program pengembangan vaksin Universitas Chulalongkorn di Bangkok, seperti dilansir Reuters, Minggu (12/7/2020).
"Pada awalnya kami akan mengirim vaksin pada bulan Juni, tetapi tidak mudah untuk merencanakan segalanya," Kiat dalam konferensi pers.
Hingga kini tidak ada vaksin yang disetujui untuk melawan Covid-19.
Baca: CanSino China Bahas Uji Coba Tahap III Vaksin Covid-19 di Luar Negeri
Baca: Studi Awal dari Amerika Tunjukkan Vaksin Tuberkulosis Bisa Turunkan Angka Kematian Pasien Covid-19
Namun 19 kandidat vaksin di dunia sedang tahap uji coba pada manusia.
Sejauh ini China memimpin perlombaan menemukan vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd.
"Fasilitas pertama Thailand harus menyelesaikan produksi pada bulan Oktober 2020 dan mengirim produk ke fasilitas kedua, yang harus selesai pada bulan November 2020," katanya.
Mulanya ditargetkan pada September 2020, tapi Kiat mengatakan, tidak cukup vaksin yang siap pada bulan itu.
Fasilitas di San Diego dan Vancouver akan menghasilkan 10.000 dosis untuk percobaan kepada 5.000 orang.
"Kelompok pertama, berusia 18 sampai 60 tahun, akan menerima dosis yang berbeda dari vaksin," katanya.
"Uji coba tidak akan menerima sukarelawan sampai kami menerima persetujuan dari administrasi makanan dan obat Thailand dan Komite etika," kata Kiat.
Perusahaan Thailand BioNet-Asia sedang mempersiapkan Fasilitas untuk produksi berskala besar jika uji coba terbukti berhasil.
"Jika semuanya berjalan sesuai rencana, vaksin akan siap untuk Thailand pada kuartal ketiga atau keempat tahun depan," kata kiat.
Thailand pada Minggu terakhir ini mencatat total kasus sebanyak 3.217 kasus, dan 58 kasus kematian akibat Covid-19.
Baca: Pusvetma Kementerian Pertanan Ekspor Perdana Vaksin Septivet ke Timor Leste
Baca: Rusia Memulai Tahap Akhir Pengujian Vaksin Covid-19
Vaksin Dari China Bakal Uji Klinis Tahap Akhir di UEA
Perusahaan farmasi China National Bioec Group (CNBG) akan melakukan uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 buatannya di Uni Emirat Arab (UEA).
CNBG mendapat lampu hijau dari UEA untuk melakukaan uji klinis tahap terakhir pada manusia.
Demikian disampaikan CNBG dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Bloomberg, Rabu (24/6/2020) lalu.
CNBG akan bermitra dengan perusahaan kecerdasan buatan dan komputasi awan G42, yang berbasis di Abu Dhabi untuk melaksanakan uji coba dan produksi vaksin di negara itu.
CNBG masih belum mengungkapkan rincian seperti waktu atau jumlah orang yang rencananya akan didaftarkan untuk uji coba.
Program pembuatan vaksin Covid-19 cepat berkembang di dunia menuju tahap akhir uji coba, sebelum disetujui untuk dipakai masyarakat umum.
Perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba untuk menjadi yang pertama menemukan vaksin yang efektif melawan virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 9.200.000 orang dan menewaskan lebih dari 476.000 orang.
CNBG adalah pegembang vaksin milik China pertama yang akan melanjutkan uji coba ke tahap III untuk menguji apakah vaksin buatannya efektif melawan Covid-19.
Perusahaan-perusahaan China harus mencari tempat dengan jumlah wabah virus aktif untuk menyelesaikan uji coba tahap akhir kepada manusia, karena membutuhkan ribuan orang untuk pengujian.
Rendahnya jumlah kasus di China membuat perusahaan negeri tirai bambu itu untuk melakukan uji coba di negaranya.
UEA masih tercatat memiliki ratusan kasus baru dalam sehari, dengan total lebih dari 45.000 kasus Covid-19.
Perusahaan Biotek China CanSino Biologics Inc juga telah disetujui bulan lalu untuk melakukan uji coba pada manusia untuk vaksin yang dikembangkan bersama militer China di Kanada.
Namub masih perlu kembali melakukan studi keamanan awal sebelum masuk ke tahap III.
Perusahaan lain yabg berbasis di Beijing, Sinovac Biotech Ltd. telah bermitra dengan Instituto Butantan untuk menggelar uji coba kepada 9.000 orang di Brasil, tetapi belum mendapat persetujuan untuk melanjutkan.
Kandidat vaksin lain dari perusahaan di luar China juga menuju uji tahap III. Vaksin yang dikembangkan bersama oleh University of Oxford dan AstraZeneca PLC akan diuji-cobakan kepada 2.000 orang di Brasil mulai awal bulan ini.
Moderna Inc yang berbasis di Cambridge, Massachusetts akan mulai melakukan uji coba bulan depan terhadap 30.000 orang di AS.
Dua uji coba yang dikembangkan oleh CNBG telah melalui uji coba terhadap 2.000 orang dalam fase I dan II yang dilakukan di China.
Salah satu vaksin telah dinyatakan aman, sementara data dari yang lain akan terungkap pada tanggal 28 Juni. (Reuters/Bloomberg)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.