Sampel 657.655 Orang Selesai Diperiksa, Hasilnya 577.561 Dinyatakan Negatif Covid-19
Pemerintah telah melakukan pengambilan sampel terkait Covid-19 terhadap 657.655 orang melalui laboratorium pemeriksa.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah melakukan pengambilan sampel terkait Covid-19 terhadap 657.655 orang melalui laboratorium pemeriksa.
Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan dari total sampel yang selesai diperiksa, sebanyak 577.561 dinyatakan negatif Covid-19.
"Sampai dengan hari ini kami sudah periksa 657.655 orang diperiksa dan 577.561 negatif," ujar Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Pemeriksaan itu dilakukan menggunakan dua metode yakni, Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM) di laboratorium yang aktif.
Baca: Update Corona di Indonesia, 15 Juli 2020: Jumlah Kasus Covid-19 dan Sebarannya per Provinsi
Pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR mencapai 637.833 orang.
Sementara TCM sebanyak 19.822 orang.
Hasil negatif sebanyak 561.374 orang didapatkan dari pemeriksaan RT-PCR.
Sedangkan pada metode TCM ada 16.187 orang.
Jumlah spesimen yang diperiksa per harinya sebanyak 24.871.
Pemeriksaan itu dilakukan di 161 Laboratorium RT-PCR aktif dan 115 Laboratoritum TCM, serta jumlah laboratorium jejaring berjumlah 301.
Sampai dengan saat ini sudah 1.122.339 spesimen yang telah diperiksa sejak 1 April 2020.
Jumlah itu didapatkan dari jumlah keseluruhan pemeriksaan orang.
Baca: RS Wisma Atlet Masih Mampu Tangani Lonjakan Pasien Covid-19 Beberapa Hari Terakhir
Seperti diketahui, hari ini kasus baru bertambah sekitar 1.522 orang.
Sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 80.094 orang
Sementara pasien yang sembuh bertambah 1.414 orang.
Sehingga total pasien yang sembuh mencapai 39.050 orang.
Jumlah yang meninggal dunia menjadi 3.797 orang setelah penambahan 87 orang.
Jokowi Prediksi Puncak Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia Terjadi pada Agustus-September
Presiden Joko Widodo memprediksi puncak penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada Agustus dan September 2020.
Hal itu disampaikan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (13/7/2020).
Baca: Menko PMK Jelaskan Prosedur Penangangan Covid-19 Zona Merah
"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Presiden.
Namun menurut Presiden, prediksi tersebut bisa berubah apabila tidak ada langkah antisipasi yang tepat dalam penanggulangan Covid-19.
Oleh karena itu kata Presiden, ia terus mengingatkan ara Menteri untuk bekerja keras.
"Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," katanya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (13/7/2020).
Ada yang berbeda dalam rapat terbatas kali ini, Presiden meminta jajaran kabinetnya tidak menyampaikan laporan hasil penanganan.
Melainkan, memberikan tanggapan atas lonjakan kasus yang terjadi.
"Tolong tidak usah memberikan laporan tapi apa yang saya sampaikan itu tolong diberikan tanggapan," kata Presiden.
Biasanya dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 setelah Presiden memberikan pengantar, para menteri menyampaikan laporan kerja yang telah dilakukan.
"Saya harapkan nanti yang disampaikan adalah bukan laporan, apa yang harus kita kerjakan, problem lapangannya apa dan pendek-pendek," katanya.
Dalam rapat tersebut Presiden menyinggung lonjakan kasus di dua wilayah yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Baca: Gugus Tugas: Papua Tunjukkan Penurunan Kasus Covid-19 Lewat Kearifan Lokal
Misalnya pada Kamis pekan lalu, lonjakan kasus terjadi di Jawa Barat dengan adanya temuan 1262 kasus positif di Secapa AD.
Sementara itu pada Ahad kemarin lonjakan kasus terjadi di DKI Jakarta yakni 404 kasus dan rasio perbandingan antara jumlah pasien positif dengan jumlah spesimen yang diperiksa atau Positivity rate 10,5 persen atau melonjak 2 kali lipat.
"Tolong ini menjadi perhatian" katanya.