Wamendes PDTT Sebut Masyarakat Desa yang Paling Siap Jalani AKB
Budi menilai masyarakat desa paling sedikit menyumbang kasus Covid-19 dibanding masyarakat kota
Penulis: Reza Deni
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wamendes PDTT Budi Arie menjelaskan soal Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) selama pandemi virus corona atau Covid-19 di desa-desa di Indonesia.
Menurut Budi, kuncinya yakni meningkatkan daya beli masyarakat desa.
Baca: Dokter Spesialis dari RSPAD akan Dilibatkan dalam Uji Klinis Anti Covid-19 di Secapa AD
"Selama orang punya uang, orang mau belanja, kan ekonomi bergerak. Tapi kita optimistis masyarakat desa yang paling siap," kata Budi saat berbincang dengan Tribun-Network, Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Budi menilai masyarakat desa paling sedikit menyumbang kasus Covid-19 dibanding masyarakat kota.
Masyarakat desa pulih paling cepat.
"Kita ke Muara Gembong, desa nelayan. Mereka mengeluh ke kita, dulu kita bisa jual ikan Rp40 ribu per kilogram, sekarang Rp20 ribu per kilogram. Ya karena di Jakarta restoran saja tidak pada buka," lanjutnya.
Periode Maret sampai Juni dikatakan Budi, semua aktivitas terganggu, termasuk di desa.
"Desa terganggu karena terjadi penurunan. Tapi tidak 0. Kalau di kota yang 3,6 juta PHK, misal tadinya dapat Rp1 juta jadi 0. Kalau di desa yang tadinya dapat Rp1 juta jadi Rp500 ribu," katanya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan tugas-tugas relawan desa yang menangani Covid-19 di antaranya membantu sosialisasi, menjaga desa secara ketat.
Baca: Dokter RSPAD Diterjunkan Lakukan Uji Klinis Anticovid-19 Terhadap Pasien Covid-19 di Secapa TNI AD
"Protokol di desa jauh lebih ketat dibanding kota. Desa sangat protektif. Kita orang kota jangan underestimated sama orang desa," katanya.
"Dalam kesadaran berdisiplin. Mereka tahu, misal dalam kasus corona yang masuk ke desa itu ketat sekali. Ada yang diusir karena tidak boleh mudik," pungkasnya.