Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Staf Ahli Menkominfo: Tenaga Medis Garda Terakhir Penanganan Covid-19

Tenaga medis adalah garda terakhir menghadapi Covid-19. Garda pertama: masyarakat umum, garda kedua: para pemuka dan tokoh

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Staf Ahli Menkominfo: Tenaga Medis Garda Terakhir Penanganan Covid-19
tangkap layar
Prof Henri Subiakto Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, dalam webinar bertajuk Pahlawan di Era Pandemi: Tenaga Medis Dalam Penanganan Covid-19 

Adaptasi kebiasaan baru termasuk ke arah penggunaan digital menuju smart hospital.

“Para dokter menjadi lebih aman, pelayanan kesehatan menjadi lebih baik”, pungkas Henri.*

Sementara, Ketua Komisi 1 DPR RI Meutia Hafid menyampaikan parlemen telah menyetujui untuk menggelontorkan anggaran besar untuk insentif tenaga medis.

Insentif bagi tenaga medis sangat penting untuk menjaga kesehatan mental para tenaga medis sekaligus apresiasi dari pemerintah.

“Kami (parlemen) memberikan dukungan anggaran di bidang kesehatan sebesar 75 Triliun selama Covid-19. Sebesar 5,9 Triliun dialokasikan untuk insentif tenaga medis di pusat dan daerah,” ujarnya,

Data per 18 Juli 2020, Indonesia berada di peringkat 26 dunia kasus Covid-19 terbanyak, sebesar 84.882 orang dan 4.016 orang.

Dalam penangannya, Indonesia telah memiliki 2.902 Rumah Sakit Covid-19, 185 Laboratorim pengujian Covid-19, 800 rumah sakit rujukan dan 201.716 perangkat oksigen.

Erlina Burhan dari Departemen Pulmomologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membeberkan, analisis data kematian tenaga Kesehatan di Medscape, tenaga Kesehatan yang meninggal di Indonesia memiliki rerata usia 56 tahun (rentang 25-79 tahun).

Berita Rekomendasi

Rata-rata tenaga kesehatan yang gugur telah kehilangan potensi pengabdian selama 9 tahun yang dapat diberikan untuk masyarakat Indonesia, dengan asumsi usia produktif hingga 65 tahun.

“Problem tenaga kesehatan di Indonesia selama Covid-19 yakni kekurangan APD, stigma dan ancaman (diusir dari tempat tinggalnya), kelelahan karena beban kerja banyak dan masalah mental, meningkatkan kerentakan tubuh terhadap infeksi, masalah kompensasi untuk tenaga kesehatan, masalah kebebasan berpendapat dan berekspresi,” ujar Erlina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas