Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Solusi Dokter Reisa Agar Pandemi Covid-19 Tak Memberi Dampak Jangka Panjang Pada Anak

Anak-anak akan merasakan dampak buruk pandemi virus corona (Covid-19) yang tidak bisa dianggap sepele.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in 3 Solusi Dokter Reisa Agar Pandemi Covid-19 Tak Memberi Dampak Jangka Panjang Pada Anak
istimewa/Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Dokter Reisa saat konferensi pers Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Anak-anak akan merasakan dampak buruk pandemi virus corona (Covid-19) yang tidak bisa dianggap sepele.

Anak-anak diprediksi akan merasakan dampak pandemi Covid-19 ini hingga bertahun-tahun ke depan.

Hal itu diungkapkan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Dokter Reisa Broto Asmoro, dalam konferensi pers di BNPB dalam rangka hari anak nasional (HAN) 2020, Kamis (23/7/2020).

"Akses anak dengan disabilitas dan anak-anak di seluruh Indonesia akan terus merasakan dampak pandemiknya selama bertahun-tahun ke depan, seperti ujaran UNICEF Indonesia," ujar Reisa.

Dampak yang dimaksud antara lain kemiskinan yang dialami keluarga karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan secara mendadak disebabkan pandemi.

Kondisi tersebut menurut Dokter Reisa dapat mengancam status gizi, pendidikan, dan perlindungan anak,

"Sekaligus dapat membuat ketimpangan yang sudah ada, terkait gender, dan ekonomi sehingga anak-anak akan terus merasakan dampaknya".

Berita Rekomendasi

Nah, agar pandemi Covid-19 tidak menyebabkan kerugian jangka panjang bagi anak Indonesia, setidaknya ada tiga hal yang menurut dokter Reisa harus dilakukan.

Pertama, mendukung keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, menyosialisakan panduan sarana pelayanan gizi esensial berkelanjutan untuk remaja, perempuan subur, ibu hamil dan menyusui, serta balita.

Misalnya, pengawasan dan dukungan pertumbuhan, pemberian suplemen, konseling gizi untuk ibu, konseling pemberian makan untuk bayi dan balita, pembagian biskuit berenergi tinggi, dan pengendalian untuk kasus kurus parah.

"Kedua, dukung anak agar tetap belajar, perluas opsi metode belajar dari rumah agar tersedia pula metode yang minim atau tanpa teknologi," papar dokter Reisa.

"Awasi pembelajaran dan partisipasi murid melalui platform daring, kedepankan prinsip sedikit demi sedikit namun berkualitas, yaitu fokus mengajarkan keterampilan dan pengetahuan paling esensial dalam situasi keterbatasan sumber daya," lanjutnya.

Ketiga, melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi dan pelecehan.

Caranya dengan memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial kepada anak rentan, merumuskan strategi untuk menjawab risiko kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak.

Termasuk melakukan pemetaan layanan, penyediaan panduan rujukan, perluasan mekanisme pelaporan dan respons.

Kemudian memastikan pekerja sosial dapat bekerja dengan aman menggunakan alat pelindung agar pelayanan dan manajemen kasus bisa terus dilakukan untuk keluarga paling rentan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Anak-anak Disebut Bisa Rasakan Dampak Pandemi Selama Bertahun-tahun

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas