Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Diminta Petakan Potensi Kendala Laboratorium Tes Swab di Seluruh Indonesia

Penting bagi pemerintah untuk menghitung besarnya biaya yang diperlukan khususnya bagi laboratorium pemerintah dan universitas

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pemerintah Diminta Petakan Potensi Kendala Laboratorium Tes Swab di Seluruh Indonesia
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi test Swab Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi Lab Molekular Diagnostik DKI Jakarta Ungke Antonjaya mengusulkan agar pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memetakan potensi kendala laboratorium pemeriksaan tes swab di seluruh Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

Ungke menilai hal tersebut dibutuhkan melihat masih adanya ketimpangan kapasitas tiap laboratorium pemeriksaan hasil swab yang ada di Indonesia.

Selain itu menurutnya juga penting bagi pemerintah untuk menghitung besarnya biaya yang diperlukan khususnya bagi laboratorium pemerintah dan universitas.

Terlebih besarnya target pemeriksaan hasil swab per hari yang ditentukan oleh Presiden Joko Widodo dan World Health Organization (WHO).

"Usulan saya mungkin BNPB apakah memungkinkan untuk melakukan pengumpulan data assesment untuk lab. Seperti metode apa yang dipakai, kapasitas testing per harinya berapa, apakah sudah tercapai kapasitas testing per hari atau bahkan lebih atau under utilize. Kemudian juga yang penting adalah potensi problem kebutuhan dua sampai tiga bulan ke depan. Terutama lab pemerintah dan lab universitas. Karena biasanya kan lab tersebut tidak menetapkan biaya apapun ke pasien," kata Ungke dalam diskusi virtual pada Sabtu (1/8/2020).

Baca: VIRAL di Twitter Kisah Dokter Positif Covid-19, Sempat Kesal saat Tak Bisa Cium Bau Parfum

Selain itu ia juga mengusulkan adanya wadah komunikasi yang dapat menjembatani ketimpangan kebutuhan operasional laboratorium-laboratorium yang ada di Indonesia.

Berita Rekomendasi

"Perlu diingat juga kalau ketersedian ini bisa diinventaris dari sekarang tentu akan lebih baik. Karena reagen dan alat ini impor semua. Jadi membutuhkan waktu," kata Ungke.

Ungke juga mempertanyakan terkait insentif terhadap tenaga kerja laboratorium.

Menurutnya hal itu penting karena insentif akan mempengaruhi kualitas kerja tenaga kerja laboratorium.

"Padahal ketika tenaga kerja laboratoriumnya kekurangan insentif tentunya sumber daya SDM-nya akan bermasalah," kata Ungke.

Sementara itu Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Agus Wibowo menyampaikan usulan tersebut akan diusulkan ke tim perencanaan.

Hal itu karena menurut perkiraan kasarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan 30 ribu spesimen swab per hari maka biaya tersebut bisa mencapai Rp 1 triliun jika diakumulasi hingga satu bulan.

Baca: VIRAL di Twitter Kisah Dokter Positif Covid-19, Sempat Kesal saat Tak Bisa Cium Bau Parfum

"Ini usulan menarik juga soal prediksi kebutuhan. Saya belum tahu ini. Ini termasuk masukan bagus untuk kami. Khususnya saya ini termasuk ke dalam tim perencanaan. Dari perencanaan nanti akan diusulkan kebutuhan untuk tiga bulan ke depan. Tadi kalau kita lihat, kalau kita hitung nilai tinggi saja Rp 1 juta per sampel, itu kalau 30 ribu tes saja sudah Rp 1 triliun satu bulan. Itu hitungan kasarnya," kata Agus.

Terkait dengan intensif bagi tenaga kerja laboratorium, kata Agus, hal itu disediakan oleh Kementerian Kesehatan.

"Kalau insentif nanti yang mengurus Kementerian Kesehatan. Ini ada. Sudah ada Peraturan Kementerian Kesehatannya dan ini nanti akan dihandle langsung oleh Kementerian Kesehatan. Saya pikir sudah ada beberapa daerah yang sudah menerima insentif tersebut termasuk tenaga laboratorium tadi," kata Agus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas