25 Persen Warga Indonesia Tak Sanggup Penuhi Kebutuhan Pokok Tanpa Meminjam
Pandemi Covid-19 buktikan prinsip ekonomi yang baik adalah yang memberikan keleluasaan usahawan yang membutuhkan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sandiaga Salahuddin Uno menilai kondisi ekonomi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19 saat ini terus menurun.
Kondisi ini dapat saja terjadi dalam waktu yang panjang.
Dari survey yang dilakukan, 67 persen masyarakat merasa perekonomian dalam keluarga semakin hari semakin memburuk.
Sandi juga menyebutkan pandemi telah mengakibatkan setidaknya sudah ada 1,2 juta pekerja di Indonesia yang dirumahkan dan terancam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Data hasil survei ada sebanyak 25 persen dari masyarakat Indonesia menyatakan sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.
“Berarti ekonomi keuangan mikro butuh satu suntikan bagaimana paket-paket yang diluncurkan pemerintah dan juga kerja sama dengan dunia usaha bisa menolong masyarakat yang tadinya masuk kelas menengah, kini masuk ke klasifikasi masyarakat rentan miskin,” ujarnya.
Baca: Beralih ke YouTube, Sandiaga Uno Mengaku Sulit Kembali ke Bisnis Setelah Gagal di Pilpres 2019
Menurut Sandi, pandemi Covid-19 ini membuktikan bahwa prinsip ekonomi yang baik adalah ekonomi yang memberikan keleluasaan atau kelonggaran kepada para usahawan yang sedang membutuhkan.
Dia menilai pentingnya kolaborasi dalam bisnis dan berbagai manfaat yang bisa didapat dari kolaborasi seperti menumbuhkan inovasi, membangun network, memangkas biaya bisnis, menyelesaikan masalah.
Melalui kolaborasi, dua usaha berbeda dapat melengkapi kelemahan satu sama lain, sehingga kinerjanya dapat lebih efektif dan efisien dan keduanya mendapatkan win-win solution
“Dari kolaborasi juga bisa belajar banyak hal baru dari mitra yang bisa meningkatkan kemampuan usaha kita menyampaikan value,” tegasnya.
Menurut Sandiaga, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam membentuk kolaborasi yang tepat dalam situasi new normal.
Salah satunya adalah memperhatikan cakupan dan durasi kolaborasi karena kolaborasi bukan open-ended. Pastikan kolaborasi sesuai target.
Selain itu, penting pula untuk memperhatikan tren konsumen yang sangat dinamis dan berubah-ubah secara cepat dan maksimalkan digital marketing untuk menggaungkan kolaborasinya.
Perlu juga ditinjau melalui monitoring dan evaluasi dari kolaborasi itu.
Baca: Cerita Sandiaga Uno Dirayu Prabowo Terjun ke Politik: Pengen Bilang Enggak, Tapi Ditawari Jenderal