Puji Vaksin Covid-19 Buatan Rusia, Presiden Duterte Siap Jadi 'Kelinci Percobaan'
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memuji upaya Rusia dalam mengembangkan vaksin virus corona atau Covid-19.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Lalu Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang membiayai uji coba mengatakan, dirinya berharap pendaftaran resmi vaksin akan selesai dalam 10 hari.
"Jika ini disetujui dalam 10 hari ke depan, kami akan mengungguli tidak hanya Amerika Serikat tapi juga negara-negara lain. Itu akan menjadi vaksin virus corona pertama yang terdaftar," ucap Ketua RDIF Kirill Dmitriev dalam pernyataannya yang disiarkan televisi.
Sementara itu, calon vaksin lain yang dikembangkan laboratorium Vektor yang berbasis di Siberia, saat ini sedang menjalani uji klinis.
Kemudian dua calon vaksin lainnya akan mulai diuji coba ke manusia dalam dua bulan ke depan.
Keterangan itu disampaikan Menteri Kesehatan Mikhail Murashko pada Sabtu (1/8/2020) yang dikutip AFP.
Vaksin Gamaleya juga disebut vaksin virus vektor yang artinya vaksin ini memakai virus lain untuk membawa DNA guna memicu respons imun yang dibutuhkan ke dalam sel-sel.
Vaksin Gamaleya didasarkan pada adenovirus, teknologi yang mirip dengan calon vaksin Covid-19 buatan CanSino China dan sedang dalam tahap uji klinis lanjutan.
Siapa yang akan beli ?
Gamaleya yang dikelola pemerintah Rusia mendapat kecaman, setelah para peneliti dan pimpinannya menyuntikkan diri mereka dengan calon vaksin corona beberapa bulan lalu.
Para spesialis mengkritik langkah itu ceroboh dan tergesa-gesa untuk memulai percobaan pada manusia.
Vitaly Zverev kepala laboratorium di Institut Penelitian Vaksin dan Sera Mechnikov mengatakan, masih terlalu dini untuk mendaftarkan sebuah vaksin.
"Saya yakin vaksin yang tidak diperiksa dengan benar tidak boleh didaftarkan, tidak peduli di negara mana. Mustahil memastikan keamanan vaksin dalam waktu yang telah berlalu sejak awal pandemi ini," ucapnya kepada kantor berita AFP.
"Anda bisa membuat apa saja, tapi siapa yang akan membelinya?"
Zverev menambahkan, ketiga perusahan yang disebut sebagai produsen vaksin Rusia nantinya adalah perusahaan farmasi terkenal yang biasanya tidak membuat vaksin, apalagi yang berteknologi tinggi menggunakan teknologi DNA.