Kepala LBM Eijkman Sebut Mutasi Virus Corona D614G Sudah Ada di Indonesia
Kepala LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan mutasi virus corona D614G yang merambah di Malaysia dan Filipina sudah merambah Indonesia.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan mutasi virus corona D614G yang merambah di Malaysia dan Filipina sudah merambah Indonesia.
Amin mengatakan lima institusi di Indonesia telah mengirimkan 22 whole genome sequence (WGS) terkait virus corona.
Ternyata delapan di antaranya mengandung mutasi virus corona D614G tersebut.
Baca: 72,1% Pasien Covid-19 di Indonesia Sembuh, Angka Kematian 4,2%
"Dapat dilaporkan bahwa dari 22 WGS yang sudah di-submit oleh seluruh institusi di Indonesia, ada dari Surabaya, dari Bandung, dari Yogya, dari LIPI, dan Eijkman, ada 5 institusi. Dari 22 WGS itu ternyata ada 8 yang mengandung mutasi tersebut, mutasi D614G," ujar Amin, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, di Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2020).
Amin mengatakan distribusi mutasi virus corona D614G sendiri terjadi diperkirakan setidaknya selama bulan Mei 2020 silam.
Baca: Tegaskan Belum Ada Obat dan Vaksin Definitif untuk Covid-19, BPOM: Masih Obat Uji
Satu bulan sebelumnya yakni April 2020, laporan pertama diterima Universitas Airlangga.
"Itu yang dilaporkan pertama oleh Unair itu dari bulan April, itu satu. Kemudian yang tujuh adalah belakangan, yang dari Tangerang, dari Yogya, dari Bandung, dan dari Jakarta," jelasnya.
Hingga saat ini, Amin menegaskan LBM Eijkman masih terus berusaha mengetahui sudah seberapa luas distribusi mutasi virus corona D614G di Tanah Air.
Baca: Update Corona 31 Agustus 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan Terendah
"Saat ini teman-teman yang sudah men-submit ke WGS sedang berusaha keras untuk mendapatkan whole genome baru untuk bisa mengetahui sebetulnya seberapa luas distribusinya di Indonesia," ungkap Amin.
Amin juga mengungkap bahwa di dunia sendiri sudah ada 80 persen isolat virus corona yang mengandung mutasi virus corona D614G.
"Sebagai informasi saja, di dunia sudah ada 70 persen atau 80 persen dari isolat coronavirus di seluruh dunia yang mengandung mutasi D614G tersebut," katanya.