Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Brasil Sebut Vaksinasi Covid-19 Tidak Wajib: Tak Ada Undang-Undang Mengaturnya

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menegaskan, vaksinasi COVID-19 tidak akan wajib dilakukan di negaranya.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Presiden Brasil Sebut Vaksinasi Covid-19 Tidak Wajib: Tak Ada Undang-Undang Mengaturnya
Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo/AFP
Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta. 

Dikutip dari CNA, sejak akhir Agustus, Brasil memiliki rata-rata sekitar 870 kematian akibat Covid-19 dengan 40.000 infeksi baru setiap hari.

Kendati demikian, seorang ahli epidemiologi mengatakan untuk berhati-hati.

"Ini adalah awal dari apa yang kami harapkan adalah tren yang membaik," kata Mauricio Sanchez, seorang ahli epidemiologi di Universitas Brasilia.

Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil.
Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil. (TARSO SARRAF / AFP)

Baca: Jair Bolsonaro Kumandangkan Klorokuin saat Krisis Covid-19 di Brasil Makin Meningkat

Namun, dia memperingatkan tren itu "sangat pemalu" dan perlambatan dalam kasus harus dipertahankan selama dua atau tiga minggu untuk dapat menarik kesimpulan yang tegas.

"Namun, di negara yang sangat luas dan seukuran benua, kurva nasional bisa berubah karena 27 epidemi yang berbeda," katanya, mengacu pada negara bagian Brasil.

Brasil telah mencatat angka kematian 589 per juta penduduk.

Tetapi ada perbedaan besar antara angka di utara (746) dan selatan (309.)

Berita Rekomendasi

Paulo Lotufo, seorang profesor epidemiologi di Universitas Sao Paulo juga mengatakan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Brasil bisa berada di ambang peningkatan.

Toko Ritel di Brasil Mulai Dibuka Kembali setelah 2 Bulan Ditutup karena Virus Corona
Toko Ritel di Brasil Mulai Dibuka Kembali setelah 2 Bulan Ditutup karena Virus Corona (VOA)

Baca: Ditanya Soal Dugaan Skandal Korupsi Istrinya, Presiden Brasil Ancam Pukul Wajah Wartawan

"Dalam dua bulan terakhir, kami telah melihat kurva yang mencampurkan wilayah yang meningkat, dengan wilayah lain yang menurun," kata Lotufo.

Ia merujuk pada lonjakan di selatan dan tengah-barat, sementara kasus berjatuhan di kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro, serta di utara.

Para ahli memperingatkan situasi dapat tiba-tiba memburuk lagi jika pemerintah daerah menyerah pada tekanan dari kelompok bisnis.

Terlebih untuk membuka kembali ekonomi terlalu cepat dan jika tindakan jarak sosial ditinggalkan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas