Pro Kontra Pernyataan Wakapolri Libatkan Preman Pasar untuk Penegakan Protokol Kesehatan
Pernyataan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono soal pelibatan preman dalam penegakan protokol kesehatan di masyarakat menuai respons pro dan kotra.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
"Langkah ini malahan sangat efektif untuk menutup kekurangan rasio antara anggota polisi dan masyarakat yang masih cukup tinggi," ucapnya.
Baca: Preman Dilibatkan Dalam Penertiban Protokol Kesehatan, Mahfud MD: Preman Bukan Penjahat
Menurutnya, memberikan tanggung jawab tugas negara pada sosok seperti ini berpotensi membuat dirinya merasa punya andil dalam hal positif.
"Bahwa bila terus konsisten mengingatkan masyarakat pada protokol kesehatan seperti menggunakan masker, dia telah melakukan perbuatan baik," katanya.
Kang Maman menyebut hal ini bisa melahirkan peningkatkan kepercayaan diri.
"Ke depan, citra ini tentu akan terus berusaha dijaga olehnya. Juga bukan tidak mungkin, sebagai efek bola salju, banyak hal-hal baik lain akan terus bermunculan dari dirinya dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar," ungkap Kang Maman.
Menurutnya, apa yang dikatakan Wakapolri sebuah pemberdayaan yang memberikan efek positif karena bersifat win-win solution bagi semua pihak.
"Saya mendukung pernyataan Wakapolri dengan syarat-syarat dan pertimbangan di atas," pungkasnya.
Pernyataan Wakapolri
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono berencana memberdayakan preman pasar untuk membantu aparat keamanan TNI dan Polri mengawasi warga.
Harapannya, dengan cara demikian warga bisa lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
“Kita berharap ada penegak disiplin internal di klaster pasar. Di situ kan ada jeger-jegernya di pasar, kita jadikan penegak disiplin," kata Gatot dikutip dari YouTube KompasTV.
Meski demikian, Gatot menjamin preman-preman tersebut bekerja tak akan di lepas begitu saja. Mereka akan tetap dipantau oleh aparat TNI dan Polri.
Dengan begitu, pelaksanaannya di lapangan tidak menyalahi aturan, sehingga mereka bisa tetap mengedepankan cara-cara yang humanis untuk menegur warga.
"Kita harapkan menerapkan disiplin tapi tetap diarahkan oleh TNI-Polri dengan cara-cara humanis," ujar Gatot.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Endra)