Hipertensi Penyakit Paling Berisiko Tinggi Terinfeksi Covid-19
Beberapa penyakit penyerta yang rawan apabila terinfeksi covid 19 di antaranya hipertensi, jantung, diabetes, ginjal dan penyakit paru kronis.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pasien positif Covid-19 dengan penyakit penyerta (komorbid) kian hari kian banyak.
Tidak jarang dari mereka pengidap komorbid meninggal dunia.
Beberapa penyakit penyerta yang rawan apabila terinfeksi Covid-19 di antaranya hipertensi, jantung, diabetes, ginjal dan penyakit paru kronis.
Kepala Instalasi Gawat Darurat RS PGI Cikini, Jakarta Dokter Bintang Cristo Fernando mengatakan dari sekian banyak penyakit penyerta yang tingkat risikonya paling tinggi adalah hipertensi.
Menurut Bintang, orang yang memiliki hipertensi lebih mudah terjangkit covid-19, karena pembuluh darah penderita hipertensi tidak lagi dalam kondisi baik dan kemungkinan terjadi komplikasi ke organ jantung, ginjal serta kekebalan tubuh juga semakin menurun.
"Selain hipertensi yang menjadi penyakit dengan persentase tertinggi lainnya secara masing- masing adalah diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan penyakit paru obstruktif kronis," ujar Bintang dalam pernyataannya, Selasa (15/9/2020).
Penyakit penyerta tersebut kata dia memperburuk kondisi pasien covid-19 karena menurunkan imunitas sehingga tubuh rentan terkena penyakit.
Karena itu ia menyarankan agar masyarakat terutama yang memiliki penyakit penyerta agar selalu melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat.
Baca: Orang dengan Penyakit Jantung Lebih Risiko Terkena Covid-19 Dibanding Diabetes dan Hipertensi
"Selain tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat dan disiplin, bagi orang-orang pengidap penyakit penyerta dianjurkan untuk memperbaiki kondisi imun tubuh, mengatasi keluhan klinis, dan tetap kontrol faktor komorbidnya," jelas dokter spesialis bedah saraf yang pernah tergabung dalam tim medis Asian Games 2018 ini.
Makan makanan dengan menu gizi yang seimbang, olahraga teratur dan tepat merupakan cara yang bisa memperbaiki imun.
Dokter Bintang juga menyarankan perlunya antioksidan sebagai asupan tubuh untuk tetap meningkatkan imun.
"Salah satu antioksidan tinggi kini bisa didapat dari minum dan inhalasi hidrogen. Banyak penelitian yang saya ketahui bahwa minum dan inhalasi hidrogen dapat sebagai antioksidan untuk bantu perawatan gangguan kardiovaskular, diabetes, dan paru-paru," tuturnya.
Menurut dokter Bintang, air dan inhalasi hidrogen yang diminum akan masuk ke dalam tubuh dan pencernaan serta akan menyerap sampai ke sel-sel tubuh karena molekul hidrogen amat sangat ringan.
Sedangkan dengan cara inhalasi maka akan masuk langsung ke rongga paru-paru sampai ke alveoli dan masuk ke dalam pembuluh darah.
"Penggunaan hidrogen ini memiliki beragam manfaat dan fungsi, contohnya saat sampai di paru-paru, hidrogen memiliki fungsi sebagai antioksidan yang mendukung detoksifikasi sel. Jika sel-sel di paru-paru itu sedang mengalami toxifikasi seperti CO-nya tinggi, tidak bekerja, atau sedang bengkak, antioksidan berfungsi untuk melakukan detoksifikasi sel. Hal itu membuat sel tersebut terhidrasi dan permukaan sel mitokondria yang sudah terganggu akan baik kembali sehingga sel dapat bekerja lagi secara optimal seperti biasa dan mempercepat produksi kekebalan tubuh," ujar Dokter Bintang.
Co-Founder LiveWell Global, Leonardo Wiesan menjelaskan air hidrogen telah diteliti oleh banyak peneliti di dunia dan sudah teruji memiliki efek antioksidan, antiinflamasi dan antiopoptosis.
"Saat ini minum dan inhalasi hidrogen sudah sangat mudah caranya. Kami mendatangkan teknologi dari Korea Selatan bernama Hydro-Gen Fontaine PEM and Inhaler yang menggunakan teknologi Proton Exchange Membrane, artinya semua jenis air yang layak minum, dimasukkan ke dalam Hydro-Gen Fontaine, lalu diproses tiga menit maka akan menghasilkan molekul hidrogen yang tinggi mencapai 1500 part per billion,” ujar Leonardo.
Berkaitan dengan Covid- 19, para peneliti bahkan sudah melansir hasil penelitian terhadap pasien Covid -19 di Tiongkok yang membaik kondisinya dengan penggunaan inhalasi hidrogen dan oksigen.(Willy Widianto)