Ingin Gembira di Masa Pandemi? Jadilah Sahabat untuk Anak
Seto Mulyadi mengatakan, agar anak betah dan nyaman di rumah, orangtua harus memposisikan diri sebagai sahabat anak. Bergembira saat pandemi.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masa pandemi Covid-19 ini membuat orang dewasa maupun anak-anak harus berkegiatan di rumah. Namun bukan berarti tak bisa bahagia kan. Bergembira saat pandemi sangat bisa.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, agar anak betah dan nyaman di rumah, orangtua harus memposisikan diri sebagai sahabat anak.
"Jadi kalau situasi berubah jadi orangtua juga harus berubah menjadi lebih tenang, lebih sabar, lebih gembira, lebih kreatif, lebih penuh rasa syukur. Dengan begitu kita memposisikan menjadi sahabat anak-anak, menjadi temannya," kata Kak Seto dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19, yang disiarkan via Youtube BNPB, Minggu (4/10/2020).
Terlebih kini saat anak harus menjalani pembelajaran jarak jauh dan jarang bertemu teman-teman.
"Kita kan tahu anak-anak gembira biasa bertemu teman-teman di sekolah, tiba-tiba sekarang harus di rumah," tuturnya lagi.
Baca: Kemnaker Perkuat Peranan Mediator Hubungan Industrial di Masa Pandemi Covid-19
Baca: Perawatan Ditanggung Pemerintah, Mengapa Ada Pasien Covid-19 yang Ditagih RS? Cek Biaya yang Diganti
Kak Seto juga psikolog ini menekankan, orang tua harus menghindari gaya otoriter selama menemani anak belajar dan bermain.
"Jangan kita memposisikan sebagai bos sebagai komandan yang main perintah saja, lama-lama anak-anak gak betah. Berteman, bersahaba,t berdiskusi bersama jadi anak nyaman sekali di rumah," ungkapnya.
Mengajarkan Anak-anak #IngatPesanIbu 3M
Saat pandemi seperti ini, Kak Seto mengatakan, anak-anak perlu diajarkan protokol kesehatan #IngatPesanIbu 3M (Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).
Ia menuturkan, orang tua diharapkan menerapkan pola pendidikan yang gembira, lebih demokratis, tanpa kekerasan dan pemaksaan.
"Pada kesempatan berada di rumah ini hindari pola pendidikan yang menggunakan pola kekerasan, tidak pemaksaan. Penting untuk anak gembira, lebih demokratis dengan ide masing-masing melalui diskusi keluarga," jelasnya.
Di sini, ujar Kak Seto, kreativitas orang tua juga perlu dibangun, misalnya mengajak balita dan anak-anak mengetahui apa itu 3M melalui dongeng atau lagu.
"Maka kreativitas akan berkembang bagaimana menyadarkan bahaya virus corona. Tergantung usia, misalnya balita dengan mendongeng, melihat gambar atau bernyanyi," kata dia.