Inggris dan Indonesia Sepakat Vaksin Covid-19 Harus Dapat Diakses dan Terjangkau Seluruh Negara
nggris dan Indonesia memiliki pandangan yang sama bahwa vaksin harus dapat diakses dan terjangkau semua negara.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyambut baik kerja sama yang baru disepakati antara Indonesia dan Inggris terkait pengembangan vaksin Covid-19.
Diketahui, Menlu Dominic Raab dan Menteri Luar RI Retno Marsudi menghasilkan kesepakatan ketersediaan vaksin covid-19 dengan perusahaan farmasi AstraZeneca.
Ia menyatakan, Inggris dan Indonesia memiliki pandangan yang sama bahwa vaksin harus dapat diakses dan terjangkau semua negara.
Hal itu diungkap, Dubes Jenkins melalui video pada Rabu 14 Oktober 2020, yang diterima Tribun dari Kedubes Inggris, Kamis (15/10/2020).
"Kemitraan erat antara pemerintahan Kerajaan Inggris Raya dan Indonesia di bidang kesehatan, penelitian dan inovasi telah membuka jalan untuk pengumuman hari ini,” ujar dia.
“Kerajaan Inggris Raya dan Indonesia telah memperjelas suatu fakta penting bahwa tidak ada yang aman hingga semua orang aman dari covid-19. Sehingga vaksin harus dapat diakses dan terjangkau untuk semua negara,” jelasnya.
“Kerja sama kami dibangun dengan hubungan yang kuat antara peneliti Indonesia dan Kerajaan Inggris Raya melalui program seperti Newton Fund. Bersama-sama kita bisa dan sedang membuat kemajuan,” imbuh Dubes Jenkins.
Dubes yang mulai fasih berbahasa Indonesia ini mengatakan, kunjungan tim delegasi Indonesia ke Inggris sangatlah produktif di masa pandemi Covid-19 ini.
Pembicaraan kedua Menlu diantaranya, vaksin covid-19, dan pentingnya COVAX (koalisi vaksin dunia bentukan WHO) serta respons multilateral.
Kedua menlu juga berbicara terkait ancaman yang mendesak dari perubahan iklim dan bagaimana dalam setiap krisis ada peluang serta mengamankan kemakmuran dan kemitraan masa depan kita bersama melalui kerja sama yang erat dengan ASEAN.
"Kita tidak bisa menjadikan ini sebuah kompetisi ketika menghadapi cobaan yang sama,” ucap Dubes Jenkins.