Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hubungi Pelayanan Konsuler Gratis Kemen PPPA Jika Anak Terlihat Depresi karena Belajar Online

seiring peningkatan kasus covid-19 di Indonesia, meningkat pula kasus lain yang berhubungan dengan aspek psikologi.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Hubungi Pelayanan Konsuler Gratis Kemen PPPA Jika Anak Terlihat Depresi karena Belajar Online
IST
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (Kemen PPPA) telah meluncurkan Layanan Psikologi Sehat Jiwa (Sejiwa) untuk menyikapi masalah kesehatan mental yang terjadi di masa pandemi Covid-19.

Termasuk salah satunya untuk mencegah terjadinya tindakan mengakhiri hidup / bunuh diri pada anak karena depresi melakukan kegiatan belajar online atau hal lainnya selama masa pandemi.

Jubir Kemen PPPA, Ratna Susianawati tak memungkiri bahwa seiring peningkatan kasus covid-19 di Indonesia, meningkat pula kasus lain yang berhubungan dengan aspek psikologi.

“Ini (layanan Sejiwa) kami luncurkan di pertengahan tahun, kami mulai inisiasi ketika kasus mengalami kenaikan yang diikuti dengan persoalan lain, termasuk aspek psikis,” ujar Ratna dalam media talk, Jumat (6/11/2020).

Kesehatan mental penting bagi manusia untuk menjalankan aktivitasnya dengan baik, termasuk bagi anak di masa pandemi covid-19.

Baca juga: Istri Kaget Lihat Bayangan Kepala Menggantung di Dapur, saat Dicek Ternyata Suaminya Bunuh Diri

Ratna mengatakan layanan tersebut untuk saat ini hanya dapat diakses secara online, namun tidak menutup kemungkinan pihaknya juga akan membuka secara offline dengan protokol kesehatan.

“Itu bisa diakses di kami di Kemen PPPA. Kita masih lebih banyak online tapi juga tidak menutup kemungkinan ada yang offfline di Kemen PPPA yang terkoneksi di 119 ext 8,” lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Psikolog Edward Andryanto Sutardhio mengatakan keluarga adalah komunitas yang paling dekat dengan anak yang bisa mendeteksi dini perubahan perilaku pada anak.

Sehingga, ia berharap keluarga bisa segera melaporkan perilaku yang berubah pada anak.

“Kalau (sakit) medis tentu jelas terlihat perubahannya, batuk, muntah-muntah dan sebagainya. Tapi kalo dari sisi psikologis biasanya kami mengidentifikasi dengan perubahan perilaku,” ujar Edward.

“Yang tadinya cerewet jadi diam, atau sebaliknya. Yang tadinya makannya banyak jadi sedikit atau sebaliknya. Yang tadinya tidurnya normal, sekarang lebih sering tidur. Itu tanda-tanda kalau keluarga harus merujuk anak tersebut pada pihak yang memiliki kompetensi untuk menangani,” lanjutnya.

Menurutnya, saat pandemi ini ada banyak layanan konsuler yang diberikan secara gratis, termasuk dari Kemen PPPA yang bekerja sama dengan HIMPSI Jaya.

Yang diperlukan saat ini menurutnya adalah sosialisasi kepada masyarakat bahwa layanan tersebut dapat diakses masyarakat secara gratis.

“Tele PFA gratis, tele-BPA yang dari Sejiwa gratis, itu udah deteksi awal, tele-konseling yang ada di setiap wilayah itu juga gratis saat ini. Tidak ada akses kesehatan mental seterbuka dan seterjangkau ini,” ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas