Bio Farma Masih Kaji Kerja Sama dengan AstraZeneca dan Pfizer Terkait Pengadaan Vaksin Covid-19
Perusahaan BUMN bidang farmasi Bio Farma masih mengkaji kerja sama pengadaaan vaksin Covid-19 selain Sinovac yaitu AstraZeneca dan Pfizer.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan BUMN bidang farmasi Bio Farma masih mengkaji kerja sama pengadaaan vaksin Covid-19 selain Sinovac yaitu AstraZeneca dan Pfizer.
Direktur Operasi Bio Farma Rahman Roestan mengakui kecukupan vaksin Covid-19 memang tidak bisa berasal dari satu sumber.
Namun, untuk melakukan kerja sama pemerintah tentu mengkaji secara seksama, seperti mempertimbangkan kepraktisan distribusi vaksin di lapangan.
"Potensi kerjasama itu kita harus dikaji betul karena memang beberapa parameter harus kita pertimbangkan bukan hanya masalah kecepatan dan kecukupan," ujarnya dalam konferensi pers virtual bersama BPOM, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Pandemi Covid-19 Berdampak pada Penurunan Indeks Ketahanan Nasional
"Tetapi juga kepraktisan di lapangan dan bisa tidaknya nanti secara teknis didistribusikan ke berbagai provinsi kita kan negara kepulauan dengan kondisi negara tropis tentunya akan ada penyesuaian yang harus kita kaji betul," lanjut Rahmat.
Meski demikian, pihaknya tidak menutup kemungkinan terjalinnya kerja sama tersebut, dengan tetap mengutamakan keamanan, mutu, dan khasiat vaksin.
"Semua potensi dengan partner global, tentu harus kita review secara komprehensif," ujarnya.
Sementara itu Badan Pengawasan Obat Makanan menyatakan, mengikuti apapun keputusan dari pemerintah untuk memilih vaksin mana yang akan masuk ke Indonesia.
Baca juga: 6 FAKTA Rizieq Shihab Masuk Rumah Sakit: Tidak Mengarah ke Covid-19 hingga Kondisi Terkini
"Kami siap mendampingi, melihat aspek mutunya, aspek keamanannya dan aspek khasiatnya," ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito dikesempatan yang sama.
Bahkan menurutnya, vaksin Pfizer tidak perlu melakukan uji klinik di Indonesia, jika telah dikaji matanf oleh otoritas obat negara tempat asalnya.
"Tidak harus melalui uji klinik di Indonesia, atau sudah tersedia data uji klinisnya, tentunya nanti jadi bahan yang bisa langsung digunakan untuk Badan POM untuk evaluasi kelayakannya untuk mendapat izin penggunaannya di Indonesia," tuturnya.
Diketahui pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak.
Kampanye 3M ini terus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.
Karena itu, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona.
Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).