Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ilmuwan China Klaim Punya Bukti Kuat Covid-19 Dimulai dari India, Bukan Wuhan

Ilmuwan China mengklaim memiliki bukti kuat pandemi Covid-19 dimulai dari India, bukan dari daerah di negaranya, yakni Wuhan.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Ilmuwan China Klaim Punya Bukti Kuat Covid-19 Dimulai dari India, Bukan Wuhan
EPA-EFE/STR
Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan China mengklaim memiliki bukti kuat pandemi Covid-19 dimulai dari India, bukan dari daerah di negaranya, yakni Wuhan.

Klain tersebut dikemukakan oleh Ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences.

Dilansir Express, ilmuwan tersebut mengungkapkan sebuah makalah penelitian yang mengklaim kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi muncul di India sebelum menyebar ke Wuhan.

Penelitian tersebut menyebut sumber virus mungkin berasal dari manusia dan hewan liar yang berbagi sumber air yang sama.

Dan dengan tambahan adanya gelombang panas yang melanda seluruh India dan Pakistan 2019 lalu.

“Dari Mei hingga Juni 2019, gelombang panas terpanjang kedua yang tercatat mengamuk di India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air yang serius di wilayah ini," bunyi makalah tersebut.

Baca juga: Bupati Situbondo Meninggal karena Covid-19, Benarkah Terserang Virus yang Tergolong Ganas?

Baca juga: Herman Khaeron: Vaksin Covid-19 Kunci Geliat Ekonomi

“Kekurangan air membuat hewan liar seperti monyet terlibat dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain dan tentunya akan meningkatkan kemungkinan interaksi manusia dengan hewan liar."

Berita Rekomendasi

Kelompok peneliti ini menggunakan analisis filogenetik dalam melacak asal-usul virus melalui mutasi yang berbeda dengan pendapat bahwa strain virus yang mengalami mutasi paling sedikit adalah yang asli.

Dengan demikian, mereka berpendapat kasus pertama tidak mungkin terjadi di Wuhan, malah menuding India karena strain virus dengan mutasi rendah di negara tersebut.

ILUSTRASI Staf kesehatan membawa seorang pasien ke dalam rumah sakit Jinyintan - Hingga Jumat (24/1/2020) siang waktu setempat, 26 orang di China meninggal akibat virus corona.
ILUSTRASI Staf kesehatan membawa seorang pasien ke dalam rumah sakit Jinyintan - Hingga Jumat (24/1/2020) siang waktu setempat, 26 orang di China meninggal akibat virus corona. (EPA via AlJazeera)

Sementara dilansir Daily Mail, ini bukan pertama kalinya pihak berwenang China menyalahkan pihak lain - menunjukkan, sebagian besar tanpa bukti, bahwa Italia dan AS dapat menjadi tempat infeksi asli.

Itu terjadi dengan latar belakang meningkatnya ketegangan politik antara India dan China, dengan pasukan saling menyerang di sepanjang perbatasan yang disengketakan. 

WHO saat ini sedang mencari sumber virus corona di China, sementara bukti ilmiah menunjukkan penyakit itu berasal dari sana. 

Baca juga: Waspada Risiko Ledakan Kasus Covid-19 Bulan Desember, Epidemiolog: Ada Pilkada dan Libur Akhir Tahun

Virus, seperti semua sel, bermutasi saat berkembang biak, yang berarti perubahan kecil terjadi dalam DNA mereka setiap kali mereka mereplikasi diri.

Para ilmuwan berpendapat mungkin untuk melacak versi asli virus dengan menemukan sampel dengan mutasi paling sedikit.

Mereka mengatakan menggunakan metode ini mengesampingkan virus yang ditemukan di Wuhan sebagai virus 'asli', dan sebaliknya menunjuk ke delapan negara lain: Bangladesh, AS, Yunani, Australia, India, Italia, Republik Ceko, Rusia atau Serbia.

Para peneliti selanjutnya berpendapat karena India dan Bangladesh sama-sama mencatat sampel dengan mutasi rendah dan merupakan tetangga geografis, kemungkinan penularan pertama terjadi di sana.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas