Kemenkes Beberkan Mengapa Biaya Pasien Covid-19 Capai Ratusan Juta
Tetapi jika pasien Covid-19 dengan gejala kemudian memerlukan perawatan, maka menjadi lebih mahal.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah memiliki kewajiban membayar perawatan pasien Covid-19. Tak tanggung-tanggung untuk satu orang biayanya bisa mencapai ratusan juta.
Demikian diungkap oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes dr H Mohamad Subuh, MPPM, dalam diskusi virtual FMB9, Selasa (1/12/2020).
Subuh mengatakan mahalnya biaya ini bergantung pada kebutuhan, keinginan, serta permintaan pasien selama masa pengobatan Covid-19.
"Kebutuhannya, kemudian keinginan dan juga permintaan, itu unlimited tanpa batas misalnya ada biaya 184 juta, ada juga 250 juta. Itu apakah cukup? kalau dikatakan cukup ada yang dirawat 1 bulan, 2-3 minggu sampai 2 bulan dirawat. Bisa 2-3 kali lipat biayanya. Tergantung pula pada penyakit-penyakit (bawaanya)," jelas Subuh.
Ia melanjutkan, jika pasien tanpa gejala dan menjalani isolasi mandiri biaya menjadi lebih murah.
Tetapi jika pasien Covid-19 dengan gejala kemudian memerlukan perawatan, maka menjadi lebih mahal.
Baca juga: Kades Sakit Takut Di-covid-kan hingga Telat Masuk Rumah Sakit, Akhirnya Meninggal saat Diisolasi
"Apalagi kalau memerlukan suatu perawatan khusus ICU itu satu hari 15 juta. Kalau 7 hari lebih seratus juta, kalau 10 hari bisa 150 juta," ungkapnya.
Terlebih lagi, jika pasien Covid-19 harus menggunakan ventilator pernapasan dengan komorbid misalnya sakit jantung, diabetes melitus, hipertensi atau gangguan paru-paru.
"Tambah lagi per harinya sekitar 2 juta yang tadinya 15 juta jadi 17 juta. Jadi demikian kondisinya. Di sini saya katakan bahwa semua itu full coverage oleh pemerintah. Ini menjadi kewajiban negara. Kita siapkan kata Menteri Keuangan tadi," tuturnya.
Menurutnya, meski semua biaya ditanggung tentu pemerintah memiliki sumber daya yang terbatas.
Untuk itu diharapkan ada upaya pencegahan melalui penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan pakai sabun).
"Jadi bagaimana kita mengelola resource yang benar-benar ada ini, kita optimalkan. Tidak terlalu sakit nantinya, (apabila) dengan cara upaya pencegahan," tutur dr.Subuh.