Dokter Spesialis Paru Sebut 5 Tingkatan Gejala Covid-19, Paling Sering Mirip DBD, Tubuh Letih, Ngilu
Ketua Tim Penanganan Covid-19 Kota Bekasi Anthoni Tulak menyebut ada 5 tingkatan gejala yang ditunjukkan seseorang terinfeksi virus corona.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Ketua Tim Penanganan Covid-19 Kota Bekasi Anthoni Tulak menyebut ada 5 tingkatan gejala yang ditunjukkan seseorang terinfeksi virus corona.
Dokter ini hingga saat ini sudah menangani sekitar 2.000 pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di wilayah setempat.
Dokter spesialis paru yang juga berdinas di RSUD Chasbullah Abdulmadjid ini mengatakan, terdapat lima tingkatan gejala atau terminologi pasien Covid-19.
Baca juga: Tidak Ada Gejala Usai Positif Covid-19, Anies Baswedan Berpisah dari Keluarga & Tinggal Sendirian
Baca juga: Darah Rendah Sering Tanpa Gejala, Tapi Si Penderita Bisa Saja Jatuh Pingsan, Apa yang Jadi Sebab?
"Saya sudah menangani sekitar 2000 pasien, Covid-19 ada lima terminologi. Meskipun ada juga yang tidak bergejala yang kita sebut OTG (orang tanpa gejalal)," kata Anthoni.
Kedua kata dia, gejala ringan seperti pilek, ketiga gejala sedang terjadi peradangan di paru-paru saringan nafas.
Selanjutnya yang ketiga kata Anthoni, gejala berat yang ditunjukkan dengan pasien kesulitan bernafas, oksigen dalam paru-paru berkurang dan disertai komorbid.
"Kelima gelaja kritis, ini adalah mereka yang masuk ICU harus pakai ventilator dan ini yang tingkat kematiannya sangat tinggi," terang dia.
Secara umum, gejala Covid-19 yang pernah dia tangani berkaitan dengan gejala respiratorik atau keadaan turunnya pH darah yang disebabkan proses abnormal pada paru.
"Gejala paling sering hampir setiap daerah sama, yakni gejala respiratorik. Batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala," terangnya.
"Sama dengan DBD, tipes, pada akhirnya pasien merasa lemah, letih, lesu dan ngilu seluruh badan kemudian diperiksa dan positif," tuturnya.
Meski begitu kata dia, kasus kematian di Kota Bekasi terbilang cukup kecil jika dibanding dengan angka penularan Covid-19 di Kota Bekasi yang tembus di angka 10.095.
"Tingkat kematian kita rendah 1,6 persen, kalau nasional 3,2 persen. Jadi kami cukup berbesar hati karena kita bisa menekan. Itu tujuan kita bagaimana mencegah tingkat kematian," terangnya.
Sementara untuk kasus yang paling dominan, Covid-19 di Kota Bekasi terdapat pada warga usia produktif.
"Dari bayi sampai dewasa ada, paling banyak usia produktif 18-59 tahun. Makanya itu yang jadi sasaran vaksin nanti," ucap Anthoni.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tangani 2.000 Pasien Covid-19, Dokter Spesialis Paru di Bekasi Sebut Ada Lima Tingkatan Gejala,