Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang Punya Riwayat Reaksi Alergi 'Signifikan' Disarankan Tidak Gunakan Vaksin Pfizer

MHRA memberi peringatan kepada orang yang memiliki riwayat reaksi alergi 'signifikan', agar tidak menggunakan vaksin covid yang dikembangkan Pfizer

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Orang Punya Riwayat Reaksi Alergi 'Signifikan' Disarankan Tidak Gunakan Vaksin Pfizer
DW
Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengklaim kandidat vaksin covid 19 yang mereka uji 90 persen efektif bisa melawan virus corona. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) telah memberi peringatan kepada orang yang memiliki riwayat reaksi alergi 'signifikan', untuk tidak menggunakan vaksin virus corona (Covid-19) yang dikembangkan Pfizer-BioNTech.

Direktur Medis Nasional untuk NHS di Inggris, Profesor Stephen Powis mengatakan peringatan tersebut disampaikan setelah NHS memastikan dua orang yang menjalani vaksinasi pada Selasa kemarin, secara signifikan mengalami reaksi alergi.

Baca juga: Cerita Ilmuwan Indonesia Jelang Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer di Inggris

"Seperti vaksin baru pada umumnya, MHRA tidak menganjurkan orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan untuk menerima vaksinasi ini, Setelah dua orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan merespons secara negatif kemarin, tapi keduanya pulih dengan baik," kata Powis.

Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (9/12/2020), Inggris telah meluncurkan program vaksinasi virus corona massal pada hari Selasa kemarin.

Pemberian dosis pertama diutamakan untuk para pekerja NHS atau tenaga medis, kelompok berisiko tinggi serta orang berusia di atas 80 tahun atau lanjut usia (lansia).

Sebuah video yang dibagikan secara online menunjukkan orang kedua di Inggris yang menerima vaksin bernama William Shakespeare yang berasal dari Warwickshire dan berusia 81 tahun.

Berita Rekomendasi

Banyak pengguna media sosial di Inggris khawatir tentang vaksin tersebut dan mengatakan bahwa mereka tidak ingin terburu-buru melakukan vaksinasi.

Sementara itu Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) akan melakukan pertemuan pada Kamis besok, untuk memutuskan apakah mereka mengizinkan pendistribusian vaksin Pfizer-BioNTech ini.

Chief Executive MHRA, June Raine mengatakan bahwa pihaknya akan memeriksa semua data dari uji coba kandidat vaksin lainnya yang dikembangkan oleh Oxford dan AstraZeneca.

"Tinjauan regulasi kami mencakup semuanya, kami akan melihat semua data yang tersedia," jelas Raine.

Dalam laman resmi MHRA, Raine memuji fakta bahwa Inggris menjadi negara pertama di belahan bumi barat yang mengeluarkan persetujuan untuk pendistribusian vaksin.

"Meskipun kumpulan data pertama dari Pfizer tidak dikirim ke MHRA hingga awal Oktober, kami mulai mempersiapkan sistem pengawasan keamanan kami beberapa bulan sebelumnya," kata Raine.

Raine menegaskan bahwa MHRA bekerja dengan mengutamakan keselamatan pasien, terlepas dari apapun vaksin yang akan digunakan.

"Keselamatan pasien selalu menjadi inti dari pekerjaan saya. Tidak ada bedanya untuk vaksin ini, tidak juga untuk vaksin lain yang akan datang," tegas Raine.

Ia menambahkan bahwa vaksin Pfizer ini telah diuji secara independen oleh National Institute for Biological Standards and Control (NIBSC).

"NIBSC akan melakukan penilaian yang ketat untuk memeriksa bahwa itu konsisten dengan karakteristik yang diperoleh dan terbukti aman serta efektif dalam uji klinis, pekerjaan ini telah dimulai pada November lalu," pungkas Raine.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas