375 Tenaga Kesehatan RSPI Sulianti Saroso Penuhi Kriteria Terima Vaksin Covid-19
375 tenaga kesehatan yang bekerja di RSPI Sulianti Saroso masuk kriteria untuk divaksinasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengungkapkan 375 tenaga kesehatan yang bekerja di tempatnya masuk kriteria untuk divaksinasi.
Syahril mengatakan jumlah tersebut diambil dari total 575 tenaga kesehatan yang ada di RSPI Sulianti Saroso.
RSPI Sulianti Saroso telah membentuk kepanitian untuk mempersiapkan program vaksinasi.
Syahril memastikan tenaga kesehatan di RSPI Sulianti Saroso telah memenuhi syarat.
Baca juga: Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19, Berapa Anggaran yang Disiapkan Menkeu Sri Mulyani?
“Saat ini kami sudah membentuk panitia persiapan vaksinasi. Jadi bila vaksin datang InsyaAllah kami sudah siap, nakes kami di RSPI yang memenuhi persyaratan sehat juga siap divaksinasi," kata Syahril yang disiarkan keterangan pers Kemenko PMK, Rabu (16/12/2020).
Para tenaga kesehatan dipilih setelah dilakukan screening kesehatan dan dalam kondisi sehat, tidak hamil, serta tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Baca juga: Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19, Berapa Anggaran yang Disiapkan Menkeu Sri Mulyani?
Syahril berharap proses vaksinasi berjalan lancar. Sehingga tenaga kesehatan mendapatkan imunitas dari vaksin tersebut.
"Mudah-mudahan vaksinasi nanti berjalan lancar dan menambahkan imunitas bagi nakes di RSPI," ucap Syahril.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, pemerintah berencana menyediakan tiga juta dosis vaksin Covid-19 pada tahap pertama.
Baca juga: Satgas Jelaskan Efek Domino Melonjaknya Laju Penularan Covid-19 Saat Libur Panjang
Sebanyak tiga juta dosis vaksin itu akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas layanan kesehatan.
"Sesuai rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group for Immunization (ITAGI) dan WHO SAGE apabila ketersediaan vaksin terbatas di awal, maka target sasaran adalah kelompok berisiko," kata Terawan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis (10/12/2020).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.