Waspadai! Lonjakan Covid-19 di Terjadi Setelah Libur Panjang Periode Mei, Agustus dan Oktober
Peningkatan terjadi sangat signifikan, dari yang semula hanya 13 ribu kasus per minggu, setelah dua libur panjang itu menjadi 30
Editor: Hendra Gunawan
![Waspadai! Lonjakan Covid-19 di Terjadi Setelah Libur Panjang Periode Mei, Agustus dan Oktober](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tes-swab-pedagang-pasar-wonokromo-surabaya_20201130_185648.jpg)
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju penularan Virus Corona (Covid-19) di tengah masyarakat bertambah signifikan beberapa saat setelah libur panjang periode bulan Mei dan Agustus 2020.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, libur panjang Idul Fitri bulan Mei dan libur panjang Hari Kemerdekaan RI pada Agustus 2020 lalu menyebabkan peningkatan angka kasus kumulatif Covid-19 mingguan.
Peningkatan terjadi sangat signifikan, dari yang semula hanya 13 ribu kasus per minggu, setelah dua libur panjang itu menjadi 30 ribu kasus per minggu.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Digratiskan, Politikus PDIP Minta Pemerintah Edukasi dan Sosialisasi ke Masyarakat
"Angka positif rate-nya juga naik sampai 3,9 persen," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 dr. Dewi Nur Aisyah di kanal YouTube BNPB, Rabu (16/12/2020).
"Ini menunjukkan laju penularan yang terjadi di tengah masyarakat memang signifikan bertambah. Lajunya semakin cepat, penularannya semakin banyak," sambung dia.
Kenaikan kasus kumulatif mingguan ini terdeteksi sekitar dua sampai tiga minggu setelah libur panjang.
Fokus yang harus dilihat dari kenaikan kasus kumulatif mingguan ini adalah angka positivity rate mingguan.
Baca juga: Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di 4 Provinsi Meningkat Usai Libur Panjang Akhir Oktober
Di mana saat libur panjang terjadi angka positivity rate masih sebesar 13,44 persen.
"Seminggu setelah libur panjang jumlah pemeriksaan menambah, dan jumlah kumulatif positif mingguan juga bertambah, tapi itu dengan sendirinya karena jumlah pemeriksaan bertambah," kata dokter Dewi.
Dewi menjelaskan, bila positivity rate kasus Covid-19 bertambah, artinya terjadi penambahan laju penularan.
Tapi kalau ternyata positivity rate tidak mengalami peningkatan, berarti penambahan jumlah kasus Covid-19 disebabkan jumlah tes yang memang bertambah.
Positivity rate adalah jumlah berapa banyak orang yang positif Covid-19 dari seluruh orang yang diperiksa.
Baca juga: Resmi! Presiden Jokowi Umumkan Vaksin Covid-19 Akan Digratiskan untuk Seluruh Masyarakat
Semakin banyak jumlah orang yang positif berarti laju penularan Covid-19 semakin tinggi di daerah tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.