Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profesor Ken Osaka Sebut Varian Baru Berkembang 1,7 Kali Lebih Cepat daripada Corona

Apabila vaksin tidak segera di suntikkan, timbul bahaya yang lebih besar lagi karena varian baru ini sudah muncul belum sampai 1 tahun perkembangannya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Profesor Ken Osaka Sebut Varian Baru Berkembang 1,7 Kali Lebih Cepat daripada Corona
ist
Profesor Ken Osaka 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Varian Corona yang baru ditemukan di Denmark dan menyebar di Inggris saat ini disebutkan spesialis penyakit menular Jepang, mempunyai kapasitas penyebaran 1,7 kali lipat lebih kuat dari Corona saat ini.

"Corona yang masuk ke tubuh manusia dan terinfeksi ke orang lain dan seterusnya, mengalami peng-kopi-an yang terjadi kesalahan (error) sehingga muncullah varian baru tersebut," papar Profesor Ken Osaka (56), peneliti di Universitas Harvard dan peneliti senior Institut Penyakit Menular Nasional Universitas Tokyo, Kamis ini (24/12/2020) 

Peneliti Senior Biro Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan pemerintah Jepang mengatakan, varian baru Corona yang muncul itu jauh lebih berbahaya perkembangan kalau sampai tersebar luas.

"Karena jauh lebih kuat dan lebih cepat berkembang ketimbang Corona saat ini dan apabila menyebar luas varian baru itu sangat bahaya karena cepat menyebar dan lebih kuat.

Di dalam RNA terdapat 29 tempat yang berputar berubah.

Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 24 Desember: Pasien Positif Tambah 7.199, Total 692.838

Biasanya dalam satu tahun barulah terjadi perubahan namun varian baru ini belum satu tahun terjadi sudah terjadi perubahan," kata pria kelahiran Nagano, lulusan fakultas kedokteran universitas Tohoku.

BERITA TERKAIT

Dengan kata lain, apabila vaksin tidak segera di suntikkan, maka akan muncul bahaya yang lebih besar lagi karena varian baru ini sudah muncul belum sampai 1 tahun perkembangan corona saat ini," paparnya.

Asam ribonukleat (ARN, adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen.

RNA dan DNA adalah asam nukleat, dan, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan empat makromolekul utama yang penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui.

Seperti DNA, RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, tetapi tidak seperti DNA, RNA lebih sering ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada untai ganda berpasangan.

Baca juga: Geber Desa Go Digital, MobileCom dan ABPEDNAS Buat Web dan Mobile Apps

Organisme seluler menggunakan RNA duta atau messenger RNA, atau mRNA untuk menyampaikan informasi genetik menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk menunjukkan basa nitrogen guanin, urasil, adenin, dan sitosin (bahasa Inggris: cytosine) yang mengarahkan sintesis protein spesifik.

Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka menggunakan genom RNA.

Beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel dengan mengkatalis reaksi biologis, mengendalikan ekspresi gen, atau merasakan dan mengkomunikasikan tanggapan terhadap sinyal seluler.

Salah satu dari proses aktif ini adalah sintesis protein, fungsi yang universal di mana molekul mRNA mengarahkan perakitan protein pada ribosom.

Proses ini menggunakan molekul RNA transfer atau transfer RNA, atau tRNA untuk memberikan asam amino ke ribosom, di mana RNA ribosomal atau ribosomal RNA, atau rRNA yang kemudian menghubungkan asam amino bersama-sama untuk membentuk protein.

"Dalam RNA tersebut ada 29 tempat yang berputar dan biasanya terjadi perubahan karena adanya virus setelah satu tahun.

Sedangkan varian virus yang baru ini belum satu tahun sudah mengubah RNA tersebut," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas