Erick Thohir Jamin Tak Ada Cip di Dalam Vaksin Tapi Barcode yang Tertera, Ini Fungsinya
Menteri BUMN Erick Thohir menjamin vaksin Sinovac yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi Covid-19 di dalam negeri tidak berisi chip.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjamin vaksin Sinovac yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi Covid-19 di dalam negeri tidak berisi chip.
Menurut Erick, vaksin buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech Ltd itu hanya mengandung virus yang telah dimatikan (inactivated).
”Ada isinya, dan enggak ada chip. Karena katanya ada cip-nya. Enggak ada kan ya," kata Erick kala memantau vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (19/1).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menambahkan, kabar adanya cip dalam produk vaksin Covid-19 adalah kabar yang tidak benar alias hoaks.
Baca juga: Beredar Kabar Ada Chip dalam Vaksin Covid-19, Satgas: Itu Bohong
Baca juga: Penyintas Covid-19 Tetap Bisa Divaksin Setelah Sembuh, Tapi Tunggu 8 Bulan
Baca juga: Deretan Tokoh hingga Publik Figur yang Tolak Vaksin Covid-19, Politikus hingga Adik Supermodel
Menurut Arya, kabar itu disebarkan oleh pihak-pihak yang tak bertangung jawab yang membuat disinformasi dengan memelintir pemasangan barcode pada setiap produk vaksin dan disamakan dengan penanaman cip pada vaksin tersebut.
”Yang dimaksud Pak Erick bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu," ujar Arya.
Arya menjelaskan, pemasangan barcode pada setiap produk vaksin, wadah penyimpanan vaksin, hingga kendaraan pembawa vaksin merupakan bagian dari sistem satu data yang terintegrasi dalam memantau pelaksanaan vaksinasi berjalan optimal.
"Mana mungkin ada cipnya. Itu kan cairan," ungkap Arya.
Arya menilai merebaknya isu cip di dalam vaksin Covid-19 hanya untuk menghambat proses vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
“Jadi, orang-orang yang menyebarkan hoaks ini adalah orang-orang yang ingin mencelakaan orang lain. Jadi dia menghambat vaksinasi dan itu kan bisa membuat orang mati terbunuh juga karena corona,” ungkapnya.
Arya meminta agar isu hoaks terkait vaksin Covid-19 itu dihentikan. Sebab, vaksin dibutuhkan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Tanah Air.
“Jadi kita minta yang membuat hoaks itu harus sadar diri lah. Enggak ada agama yang membolehkan itu, menyebar-nyebar hoaks dan membuat orang celaka,” ujarnya.
Seperti diketahui, program vaksinasi di Indonesia sudah dimulai pada Rabu (13/1/2021) lalu.
Program diawali dengan penyuntikan vaksin kepada Presiden Joko Widodo, kemudian dilanjutkan dengan penyuntikan terhadap tenaga kesehatan, anggota TNI/Polri, dan kelompok prioritas lainnya.
Erick sendiri mengaku belum divaksinasi. Dia juga belum dapat memastikan kapan akan mendapat giliran disuntik.
"Saya masih tunggu giliran. Nanti kan ada gilirannya, Insya Allah bisa hari ini, bisa besok," imbuh dia.
Erick juga mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan meski program vaksinasi di dalam negeri sudah berjalan.
Protokol itu adalah 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Yang sudah dapat tetap protokol kesehatan yang utama, vaksin hanya salah satu tapi protokol kesehatan, jaga jarak, memakai masker cuci tangan," kata Erick.(tribun network/rin/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.